
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menyalahkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky atas pecahnya perang dengan Rusia.
“Kamu tidak memulai perang dengan seseorang yang 20 kali lebih besar darimu, lalu berharap orang-orang memberimu beberapa rudal,” katanya di Gedung Putih.
Komentarnya muncul setelah serangan Rusia di Sumy yang menewaskan 34 orang. Moskow juga menyerang pinggiran kota Sumy pada Senin (14/4) malam.
Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, mengunjungi Ukraina, Selasa (15/4), sebagai bentuk solidaritas terhadap Kyiv setelah serangan rudal tersebut.
Bergabung dengan Zelensky di Odesa, Rutte mengecam "pola mengerikan" serangan terhadap warga sipil dan mengatakan, “Rusia adalah agresor, Rusia yang memulai perang ini, tidak diragukan lagi.”
Awalnya Trump menggambarkan serangan di Sumy sebagai “mengerikan”. Ia mengaku diberitahu Rusia “melakukan kesalahan.” Ia tidak memberikan detail lebih lanjut. Moskow mengklaim telah menargetkan pertemuan tentara Ukraina dan menewaskan 60 di antaranya, namun tidak memberikan bukti.
Sementara itu, media Ukraina melaporkan pada hari serangan terjadi, sedang berlangsung upacara penghargaan medali untuk para veteran militer di kota tersebut. Zelensky memecat kepala daerah Sumy, karena diduga mengadakan acara tersebut, menurut laporan media lokal.
Trump juga menyalahkan pendahulunya, Joe Biden, atas korban jiwa dalam perang. “Jutaan orang tewas karena tiga orang,” kata Trump. “Katakanlah Putin nomor satu, lalu Biden yang tidak tahu apa yang dia lakukan, nomor dua, dan Zelensky.”
Meragukan kemampuan Zelensky, ia mengatakan pemimpin Ukraina itu “selalu mencari rudal untuk dibeli.” “Kalau kamu memulai perang, kamu harus tahu kamu bisa menang,” kata Presiden AS tersebut.
Trump berulang kali menyalahkan Zelensky dan Biden atas perang, meskipun Rusia lebih dulu menginvasi Ukraina pada 2014 . Kemudian menginvasi pada 2022.
Trump berpendapat “Biden seharusnya bisa menghentikannya, dan Zelensky seharusnya bisa menghentikannya, dan Putin seharusnya tidak pernah memulainya. Semua pihak bertanggung jawab.”
Ketegangan antara Trump dan Zelensky telah memuncak sejak konfrontasi panas di Gedung Putih pada Februari, di mana pemimpin AS itu menegur Presiden Ukraina karena tidak memulai pembicaraan damai dengan Rusia lebih awal. Sebaliknya, Trump telah mengambil tindakan untuk secara drastis memperbaiki hubungan dengan Moskow.
Dalam wawancara yang direkam sebelum serangan mematikan Rusia di Sumy, Zelensky mendesak Trump mengunjungi Ukraina, sebelum membuat kesepakatan dengan Putin untuk mengakhiri perang.
“Tolong, sebelum membuat keputusan apa pun, bentuk negosiasi apa pun, datanglah untuk melihat rakyat, warga sipil, para prajurit, rumah sakit, gereja, anak-anak yang hancur atau tewas,” kata Zelensky dalam wawancara untuk program 60 Minutes di CBS.
Sedikitnya 35 orang tewas ketika pasukan Rusia menembakkan dua rudal Iskander ke jantung kota Sumy, Minggu. Ledakan terjadi hanya beberapa menit berselang ketika banyak warga sipil sedang dalam perjalanan ke gereja untuk merayakan Minggu Palma, seminggu sebelum Paskah. (BBC/Z-2)