Selular.id – Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid, mengungkapkan bahwa penghentian sementara fitur siaran langsung atau LIVE di TikTok merupakan inisiatif dari perusahaan platform media sosial tersebut. Pernyataan ini disampaikan Meutya di Jakarta, yang Selular kutip, Senin (1/9/2025).
Menurut Meutya, TikTok melakukan penutupan fitur LIVE secara sukarela. “LIVE TikTok itu, kami pun melihat pemberitahuan yang dilakukan oleh TikTok. Bahwa mereka melakukan secara sukarela, untuk penutupan fitur LIVE,” ujarnya.
Meski demikian, Meutya berharap kondisi ini tidak berlangsung lama dan fitur dapat kembali beroperasi apabila situasi sudah lebih kondusif.
Dia menambahkan, “Jadi kalau kondisi berangsur baik, mudah-mudahan kita bisa kembali lagi fitur LIVE TikTok.” Meutya juga mengakui bahwa tidak berfungsinya fitur LIVE ini memberikan dampak negatif, terutama bagi masyarakat yang mengandalkan platform tersebut untuk berjualan.
Fitur LIVE di TikTok telah menjadi salah satu sarana interaksi dan transaksi yang populer, tidak hanya untuk konten hiburan, tetapi juga untuk kegiatan jual beli. Banyak pelaku usaha, mulai dari UMKM hingga influencer, memanfaatkan fitur ini untuk memasarkan produk secara langsung.
Dengan ditutupnya sementara fitur ini, tentu ada konsekuensi ekonomi yang perlu diperhatikan.
Seperti diketahui, TikTok Shop dan platform e-commerce serupa telah menjadi bagian penting dari ekosistem digital Indonesia. Aturan perpajakan untuk toko online, termasuk di TikTok, juga telah diatur, seperti yang tercantum dalam 5 Kategori Toko Online yang Kena Pajak di Shopee, TikTok Shop, dan Lainnya.
Penghentian fitur LIVE ini juga menarik perhatian mengingat TikTok pernah menjadi sorotan dalam beberapa isu, termasuk isu hoax yang sempat marak. Seperti dilaporkan sebelumnya, Tingkat Hoax di Indonesia Januari Hingga November 2023 Capai Ribuan, platform media sosial kerap menjadi sarana penyebaran informasi yang tidak akurat.
Meski TikTok mengambil inisiatif sendiri untuk menutup sementara fitur LIVE, langkah ini bisa jadi bagian dari strategi perusahaan untuk memperbaiki atau menyesuaikan kebijakan internal. Sebelumnya, sempat beredar kabar tentang minat beberapa perusahaan terhadap akuisisi TikTok, seperti diungkap dalam Daftar 5 Perusahaan yang Tertarik Membeli TikTok Jelang Penutupan.
Di sisi lain, layanan purna jual atau after sales menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga kepercayaan pengguna, seperti yang dihadirkan oleh merek seperti POCO dengan Layanan After Sales Ekstrem untuk Pengguna di Indonesia. Keandalan platform dalam menyediakan fitur yang aman dan nyaman bagi pengguna juga turut memengaruhi reputasi dan kepercayaan publik.
Kebijakan penutupan sementara fitur LIVE di TikTok ini diharapkan tidak berlangsung lama, mengingat dampaknya yang cukup signifikan terhadap pengguna, terutama para pelaku bisnis. Pemerintah, melalui Kominfo, akan terus memantau perkembangan dan memastikan bahwa keputusan yang diambil oleh TikTok tidak merugikan masyarakat.
Ke depan, dengan kondisi yang semakin membaik, diharapkan TikTok dapat segera mengaktifkan kembali fitur LIVE sehingga aktivitas digital, termasuk transaksi dan interaksi sosial, dapat kembali berjalan normal. Langkah ini juga diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang semakin berkembang pesat.