Selular.id – PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) berencana menjual 20-30% saham anak usahanya, PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF), kepada mitra strategis.
Rencana divestasi ini memunculkan proyeksi harga wajar saham TLKM sebesar Rp 3.500 dari analis BRI Danareksa Sekuritas.
Penjualan sebagian saham TIF bertujuan untuk membuka nilai tersembunyi (value unlocking), menguji valuasi pasar, serta meningkatkan efisiensi modal.
Meski melepas sebagian kepemilikan, Telkom akan tetap memegang kendali penuh di perusahaan yang mengelola aset jaringan serat optik tersebut.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Kafi Ananta dan Erindra Krisnawan, dalam risetnya yang yang Selular kutip Senin (27/10/2025), menyatakan bahwa dana hasil divestasi diharapkan dialokasikan untuk pembayaran dividen rutin, dividen spesial, dan program pembelian kembali (buyback) saham TLKM.
Rencana pelepasan 20-30% saham TIF akan dieksekusi setelah fase kedua pemisahan usaha (spin-off) InfraCo tersebut selesai pada semester I-2026.
Telkom telah menyelesaikan tahap pertama spin-off bisnis dan aset jaringan serat optik grosir ke TIF dengan nilai buku bersih Rp 35,7 triliun, termasuk utang sebesar Rp 14 triliun.
Tahap pertama mencakup transfer aset fiber to the home (FTTH), fiber to the building (FTTB), fiber to the node (FTTN), dan jaringan backbone serat optik. Sedangkan kabel bawah laut domestik akan dialihkan pada tahap kedua spin-off.
“Penyelesaian tahap kedua ditargetkan pada pertengahan 2026, meski sekitar 5-7% aset berpotensi tertunda karena proses perizinan kabel bawah laut,” jelas Kafi dalam laporannya.
Proyeksi Pendapatan dan Valuasi TIF
Menurut keterangan manajemen TLKM, InfraCo tersebut dapat menghasilkan pendapatan sekitar Rp 25 triliun dan EBITDA sebesar Rp 9-10 triliun pada awal operasinya.
Transaksi tahap pertama mencerminkan valuasi EV/EBITDA sebesar 8,75 kali, jauh di bawah rata-rata perusahaan global yang berkisar 15 kali.
Valuasi yang lebih rendah itu mencerminkan tingkat utilisasi jaringan yang masih sub-optimal, yakni sekitar 40%.
Namun, manajemen TLKM menilai bahwa peningkatan utilisasi jaringan ke level optimal dapat memberikan potensi kenaikan valuasi, dengan kisaran wajar EV/EBITDA sebesar 9-12 kali.
Dengan berbagai faktor tersebut, BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy untuk saham TLKM dengan target harga Rp 3.500.
Target harga ini didasarkan pada rata-rata EV/EBITDA lima tahun terakhir yang digabungkan dengan valuasi discounted cash flow (DCF).
“Transaksi tahap pertama dengan EV/EBITDA sebesar 8,75 kali memang belum memberikan kenaikan langsung terhadap valuasi, namun sejalan dengan proyeksi dasar kami,” ungkap Kafi.
Potensi Kenaikan Harga Wajar TLKM
Apabila valuasi PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) – yang digadang-gadang bakal menjadi InfraCo terbesar di Indonesia – meningkat menjadi EV/EBITDA sebesar 11-15 kali dengan EBITDA konservatif Rp 10 triliun, harga wajar saham TLKM bisa naik ke kisaran Rp 3.700-4.100.
Rencana spin-off dan penjualan saham TIF ini merupakan bagian dari strategi Telkom untuk mengoptimalkan nilai aset infrastrukturnya.
Perusahaan terus melakukan transformasi bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham.
Seperti yang terjadi dalam ekspansi bisnis perusahaan teknologi global, langkah strategis melalui spin-off dan partnership seringkali menjadi pilihan untuk memperkuat posisi kompetitif di pasar.
Perkembangan rencana divestasi saham TIF dan dampaknya terhadap valuasi TLKM akan terus dipantau oleh investor, terutama menuju penyelesaian tahap kedua spin-off pada pertengahan 2026.

1 day ago
5



































