Selular.id – Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mengalami lonjakan signifikan sebesar 10,54% menjadi Rp 3.250 per saham pada sesi II perdagangan Selasa (21/10/2025).
Kenaikan tajam ini terjadi setelah perusahaan mengumumkan penandatanganan perjanjian pemisahan bersyarat (conditional spin-off agreement) dengan anak usahanya, PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF).
Perjanjian yang ditandatangani pada 20 Oktober 2025 ini merupakan bagian dari rencana restrukturisasi korporasi dan transformasi bisnis Telkom.
erusahaan akan melakukan pemisahan tidak murni (spin-off) atas sebagian bisnis dan aset wholesale fiber connectivity.
Nilai transaksi yang disepakati mencapai Rp 35,78 triliun, menjadikannya salah satu transaksi korporasi terbesar di industri telekomunikasi Indonesia.
Manajemen TLKM dalam keterbukaan informasi menjelaskan bahwa rencana transaksi ini dimaksudkan agar perseroan lebih fokus dalam mengembangkan bisnis, menciptakan nilai tambah, meningkatkan efisiensi, serta mengoptimalkan pemanfaatan aset jaringan fiber optik.
“Rencana transaksi ini juga mendukung agenda nasional dalam mempercepat pemerataan digitalisasi, meningkatkan penetrasi fixed broadband, serta memastikan ketersediaan konektivitas yang andal dan berkualitas di seluruh wilayah Indonesia,” jelas pernyataan resmi perusahaan.
Lonjakan harga saham TLKM ini mencerminkan respons positif investor terhadap langkah strategis perusahaan.
Pergerakan saham emiten telekomunikasi ini memang kerap menjadi perhatian pasar, seperti yang pernah terjadi ketika saham Telkom diborong asing dengan potensi cuan besar di awal tahun 2025.
Analis pasar menilai spin off ini sebagai langkah tepat untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Dengan memisahkan bisnis wholesale fiber connectivity ke dalam entitas terpisah, Telkom dapat lebih fokus pada pengembangan bisnis inti sekaligus menciptakan nilai tambah dari aset infrastruktur yang dimiliki.
Implikasi Jangka Panjang Restrukturisasi
Pasca pelaksanaan transaksi, komposisi kepemilikan saham Telkom di TIF akan menjadi 99,9999997%.
Struktur kepemilikan ini memastikan Telkom tetap memiliki kendali penuh atas bisnis infrastruktur fiber optik sambil menciptakan entitas yang lebih gesit dan fokus.
Langkah strategis ini sejalan dengan tren positif yang sebelumnya telah diprediksi analis, dimana kinerja dan saham Telkom diprediksi tetap cuan karena fundamental bisnis yang kuat.
Transformasi bisnis melalui spin off diharapkan dapat memperkuat posisi perseroan sebagai penyedia infrastruktur konektivitas utama di Indonesia.
Respons pasar terhadap pengumuman spin off TLKM ini lebih positif dibandingkan periode sebelumnya, seperti ketika harga saham Telkom mengalami penurunan akibat berbagai faktor eksternal.
Kenaikan 10,54% dalam satu hari perdagangan menunjukkan keyakinan investor terhadap prospek bisnis perusahaan pasca restrukturisasi.
Rencana transaksi senilai Rp 35,78 triliun ini tidak hanya berdampak pada struktur korporasi Telkom, tetapi juga berpotensi mengubah lanskap industri telekomunikasi Indonesia.
Dengan memiliki entitas khusus yang menangani wholesale fiber connectivity, Telkom dapat lebih agresif dalam menjangkau wilayah-wilayah yang belum terlayani broadband berkualitas.
Perkembangan positif saham TLKM ini mengingatkan pada momen sebelumnya ketika saham Telkom laris manis saat IHSG menghijau, menunjukkan bahwa investor tetap percaya pada fundamental perusahaan meskipun dalam kondisi pasar yang beragam.
Ke depan, implementasi penuh spin off bisnis wholesale fiber connectivity diharapkan dapat menciptakan efisiensi operasional dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham.
Langkah transformasi bisnis ini juga sejalan dengan visi pemerintah dalam mempercepat transformasi digital nasional dan pemerataan konektivitas di seluruh Indonesia.