Rusia dan Belarus Simulasikan Serangan Nuklir Selama Latihan Perang Zapad-2025

2 hours ago 1
Rusia dan Belarus Simulasikan Serangan Nuklir Selama Latihan Perang Zapad-2025 Sergei Savostyanov/TASS(Latihan militer gabungan Rusia dan Belarus melakukan simulasi serangan nuklir.)

DI tengah meningkatnya ketegangan di kawasan, Rusia dan Belarus melakukan simulasi serangan nuklir selama latihan militer gabungan mereka Zapad-2025, yang tahun ini disaksikan oleh delegasi dari beberapa negara NATO, termasuk Amerika Serikat.

Latihan yang dimulai Jumat (12/9) dan berakhir Selasa (16/9) waktu setempat itu bertujuan untuk menguji kemampuan Belarus dan Rusia dalam menangkis serangan musuh dan merebut kembali wilayah yang hilang, menurut Kementerian Pertahanan Belarus.

Zapad-2025 telah membuat negara-negara NATO waspada, terutama di Eropa Timur, tempat Polandia dan negara-negara tetangganya melakukan latihan mereka sendiri awal musim panas ini.

Jenderal Tertinggi Belarus, Pavel Muraveiko, mengatakan manuver tersebut meliputi perencanaan dan pemeriksaan potensi penggunaan senjata nuklir nonstrategis serta evaluasi dan penyebaran sistem rudal bergerak Oreshnik.

Rusia pertama kali memamerkan Oreshnik, sebuah rudal balistik hipersonik, dalam serangan terhadap Ukraina November lalu dalam apa yang oleh banyak analis digambarkan sebagai sandiwara politik alih-alih demonstrasi senjata super baru.

Presiden Belarus, Aleksander Lukashenko, kemudian meminta Moskow untuk menempatkan sistem rudal tersebut di negaranya, dengan alasan ancaman dari negara-negara anggota NATO seperti Polandia, Lituania, dan Jerman.

Muraviko mengatakan pasukan Rusia berbagi pengalaman dan pelajaran dari perang yang sedang berlangsung melawan Ukraina, khususnya dalam perang pesawat nirawak dan pertempuran perkotaan.

“Latihan tersebut juga mencakup pelatihan untuk menyerang daerah berpenduduk dan melawan kelompok bersenjata ilegal," ujar Muraviko.

Para pejabat Belarus mengatakan jumlah tentara yang terlibat dalam latihan tahun ini dikurangi dan diadakan lebih dalam di dalam negeri.

Sekitar 13.000 tentara akan berpartisipasi, kata mereka, dibandingkan dengan sekitar 200.000 pada 2021, Zapad terakhir sebelum invasi Rusia ke Ukraina.

Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin, yang melakukan kunjungan mendadak ke latihan di Belarus pada Selasa, mengeklaim 100.000 tentara berpartisipasi.

India juga mengirimkan 65 tentara, menurut The Times, yang mengutip Kementerian Pertahanan India. New Delhi semakin dekat dengan Moskow sejak Presiden AS Donald Trump bulan lalu mengenakan tarif 25% untuk barang-barang India sebagai hukuman atas penolakan negara itu mengakhiri pembelian minyak Rusia.

Kantor berita Rusia melaporkan Iran, Bangladesh, serta Burkina Faso, Kongo, dan Mali juga mengirimkan tentara ke latihan tersebut.

Belarusia mengundang pengamat dari sembilan negara NATO dan negara-negara lain demi keterbukaan dan transparansi.

Pada Senin, Kementerian Pertahanannya merilis rekaman dua letnan kolonel Angkatan Udara AS yang berjabat tangan dengan Menteri Pertahanan Belarus Viktor Khrenin.

Latihan ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara NATO dan Rusia setelah Polandia mengatakan pekan lalu telah menjatuhkan pesawat nirawak Rusia yang melintasi wilayah udaranya dalam serangan besar-besaran di Ukraina barat.

Perdana Menteri Donald Tusk menggambarkan Zapad-2025 sebagai sangat agresif dan memperingatkan latihan tersebut dilakukan sangat dekat dengan perbatasan Polandia.

Para pejabat Ukraina telah memperingatkan bahwa Rusia dapat menggunakan latihan tersebut sebagai kedok untuk melancarkan serangan lain dari Belarus. (Moscow Times/B-3)

Read Entire Article
Global Food