Rektor UHN Sudirman Said Sebut Mahasiswa Pelurus Negeri

3 hours ago 1
Rektor UHN Sudirman Said Sebut Mahasiswa Pelurus Negeri Rektor Universitas Harkat Negeri (UHM) Tegal, Sudirman Said.(MI/Supardji Rasban)

SAAT ini kita berada di tengah suasana bangsa yang tidak sedang baik-baik saja. Kita baru melewati Agustus Kelabu. Bulan yang mestinya penuh cahaya kemerdekaan, tapi justru penuh dengan berita muram; korupsi, kemiskinan yang menjerat, degradasi moral politik, bahkan hilangnya rasa percaya rakyat pada negeri sendiri. Maka Rakyat bergerak, tapi justru direspons represifitas aparat.

Hal itu disampaikan Rektor Universitas Harkat Negeri (UHN) Tegal, Jawa Tengah, Sudirman Said, dalam orasi Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di kampus setempat di Kota Tegal, Jawa Tengah (Jateng), Rabu (17/9).

Sudirman menuturkan dirinya tidak akan menyebut mahasiswa sebagai generasi penerus, karena tidak mau meneruskan kebobrokan. Yang dibutuhkan adalah mahasiswa sebagai generasi pelurus negeri, yang mau becermin pada sejarah.

"Di awal kemerdekaan, kita tidak punya apa-apa, tidak ada APBN, tidak ada birokrasi modern, tidak ada infrastruktur. Tapi kita punya satu hal; harkat. Dengan harkat itu, para pemimpin bangsa berdiri tegak berkata pada dunia. "Kami bangsa merdeka. Hari ini, kita punya segalanya, anggaran triliunan, aparatur lengkap, universitas modern, teknologi canggih. Tetapi justru kita kehilangan harkat," ujar Sudirman.

Sudirman menyebut kita berjalan jauh, tapi kehilangan arah. Kita tumbuh besar, tapi kehilangan jiwa. Maka tugas para mahasiswa baru adalah mengembalikan harkat negeri.

"Kampus sebagai laboratorium kepemimpinan. Kampus ini bukan pabrik ijazah. Universitas Harkat Negeri adalah laboratorium kepemimpinan bangsa. Di sini kalian belajar berpikir kritis, tetapi juga berani bersuara. Di sini kalian belajar teori, tetapi juga mengasah nurani. Di sini kalian menimba ilmu, tetapi juga ditempa untuk
mengemban amanah bangsa," ucap Sudirman.

Pendidikanlah yang akan mengembalikan harkat negeri. Bukan karena pendidikan memberi mahasiswa pekerjaan, tapi karena pendidikan memberi mahasiswa keberanian moral, memberi daya cipta, memberi kompas nilai.

"Dengan pendidikan, bangsa ini bangkit dari ketertindasan. Dengan pendidikan pula, kita bisa meluruskan jalan bangsa yang bengkok. Jangan minder kuliah di Tegal. Saya tahu, bisa jadi ada sedikit rasa kurang PD kalian kuliah di Tegal ketimbang di PTN atau kota besar. Saya jawab dengan lantang, berbanggalah kuliah di Tegal, apalagi di Universitas Harkat Negeri. Karena Tegal adalah sumbu sejarah," papar Sudirman.

PERISTIWA TIGA DAERAH
Menurut mantan Menteri ESDM ini, di daerah ini meletus Peristiwa Tiga Daerah—Brebes, Tegal, Pemalang—revolusi pertama rakyat pascaproklamasi melawan aparatur Kolonial Belanda dan antek-anteknya. Peristiwa di Nepal kemarin, itu sudah terjadi di Tegal 70 tahun lalu. Dari Brebes lahir Mr. Besar Martokusumo, advokat pertama bangsa, anggota BPUPKI, Wali Kota Tegal pertama. Bahkan sidang BPUPKI ditunda menunggu kehadirannya.

"Aktivisme hukum hari ini, dari LBH sampai advokasi rakyat kecil, tak lepas dari jejak beliau. Jadi, jangan pernah minder. Kalian sedang belajar di tanah para pelurus sejarah.Lebih jauh lagi, Tegal adalah berkah. Kami ingin menjadikannya kota pendidikan dan penelitian dengan spesialisasi maritim, " papar Sudirman.

Sudirman menambahkan sejak berabad-abad, Laut Jawa adalah laut inti Nusantara. Tomé Pires mencatat pelabuhan Teteguall (Tegal) sebagai pelabuhan penting. Stamford Raffles menyebut Tegal sebagai tempat prospektif. Di sinilah kalian belajar dari laut, dari masyarakat pesisir, dari tradisi maritim yang membentuk karakter egaliter dan tangguh. 

"Tegal adalah miniatur Indonesia: Jawa, Sunda, Tionghoa, Hadrami, Keling, Nusa Tenggara, Sumatra, Sulawesi, dan lainnya bertemu di sini. Jadi, belajar di Tegal berarti belajar tentang Indonesia itu sendiri," jelas Sudirman.

PILIHAN TEMA
Ketua panitia PKKMB UHN Tegal, Nikho Nur Maulana, menyebut pihaknya dalam kegiatan ini sengaja mengambil tema “Membangun Mahasiswa yang Berdaya, Terhubung, dan Relevan” dan nama angkatan Ashvara Prana".

"Ashvara Prana artinya manusia harapan rakyat yang memberi kehidupan dan terhubung. Tujuan secara umum adalah membekali mahasiswa baru agar lebih cepat beradaptasi dengan sistem pendidikan tinggi dan kehidupan kampus," ujar Nikho.

Menurut Nikho, tujuan khusus antara lain menanamkan nilai kebangsaan, bela negara, dan kepedulian sosial. Juga mengenalkan sistem pembelajaran dan tridharma perguruan tinggi serta enumbuhkan kesadaran keselamatan, kesehatan, dan lingkungan kampus; membentuk mahasiswa yang siap berorganisasi dan berprestasi," jelas Nikho. (E-2)

Read Entire Article
Global Food