Pakar Sejarah Universitas Syiah Kuala Semangati Mahasiswa STIS Ummul Ayman Untuk Berbisnis

3 hours ago 2
Pakar Sejarah Universitas Syiah Kuala Semangati Mahasiswa STIS Ummul Ayman Untuk Berbisnis Acara kuliah umum atau Stadium General di Perguruan Tinggi Ilmu Syari'ah (STIS) Ummul Ayman, Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh.(MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE)

PAKAR Sejarah dari Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Doktor Muhammad Adli Abdullah, menyemangati ratusan mahasiswa dan sifitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Ummul Ayman di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh. Acara berlangsung di Kampus Meureudu, Selasa (16/9) dikemas dalam agendanya Stadium General bersamaan awal belajar smester ganjil serta kuliah perdana mahasiwa baru tahun 2025-2026.

Ummul Ayman adalah sebuah pesantren tradisional yang memiliki ribuan santriwan dan santriwati. Sejak tahun 2014 di pesantren yang mempelajari kitab kuning mazhab syafi'iyah ini membangun sebuah perguruan tinggi ilmu syariah. 

Kepada sekitar 800 mahasiswa dan puluhan Dosen dan Sifitas Akadika, Pakar Sejarah Muhammad Adli Abdullah menyampaikan, sejak ratusan tahun silam para cendikiawan Aceh identik dengan ilmu pengetahuan, perdagangan dan bisnis. Warga asal negeri berjulukan Serambi Mekkah suka merantau untuk mencari ilmu agama sambil membangun usaha atau berbisnis. 

"Maka istilah kata berdagang di Aceh memiliki dua makna berbeda, yaitu bisa bermaksud meninggalkan kampung halaman untuk pergi menuntut ilmu di pesantren atau boleh juga bermaksud merantau  berbisnis mencari uang" tutur Adli Abdullah. 

Karena itu generasi muda, mahasiswa dan para santri perlu mengikuti jejak pendahulu para tokoh Aceh. Mereka berani meninggalkan tempat kelahiran demi menggapai cita-cita memperoleh ilmu yang lebih luas atau menjadi seorang ulama besar. 

Lalu sebagian lagi setelah puluhan tahun menetap di perantauan berhasil menjadi pengusaha dan kaya raya. Karena itu bumi danasyakakat asal Serambi Mekkah tempo dulu dikenal makmur dan sejahtera. 

"Buktinya lihat saja aset atau harta waqaf Baitul A'syi hingga sekarang masih banyak di Arab Saudi. Setiap tahun hasil dari aset waqaf tersebut selalu mengalir dibagikan kepada jemaah haji asal Aceh besarannya berkisar Rp 7,5 hingga Rp 8 juta/orang jemaah haji. Itu setiap tahun musim pergi haji ada. Sumber dana baitul A'syi itu adalah hasil wakaf dari para orang-orang kaya dulu. Awalnya diwakafkan tanah hingga dibantu  rumah sejak ratusan tahun silam untuk tempat tinggal para penuntut ilmu atau perantau Aceh di Mekkah dan Madinah" kata Dosen Senior USK yang juga pebisnis berbagai usaha itu. 

Karena itu pakar sejarah yang juga akademisi itu mengajak para mahasiswa yang sekaligus santri Ma'had Aly (Dayah Tinggi) Ummul Ayman agar lebih gigih dan percaya diri untuk berdikari membangun ekonomi. Paling kurang bisa membantu kehidupan berumah tangga dan tidak terkesan setelah selesai di pesantren akan bersaing. 

Apalagi sesama dalam satu lokasi atau hanya terpaut di sebuah desa. Jadi akhirnya saling tidak enak antar sesama hingga berujung tergerus karakter terpuji. 

"Setelah tamat kuliah disini, sudah kuat dasar-dasar pengetahuan, silahkan terbang keberbagai pelosok nusantara untuk menyebarkan ilmu pengetahuan dan menjadi pekerja, pencipta lapangan kerja dan pengusaha. Menyebar hingga ke Indonesia Timur, Papua hingga luar negeri. Mencari ilmu bukan untuk bermimpi menjadi PNS" tambah pakar sejarah yang mampu membangun jaringan hingga ke luar negeri. 

Adapun Pendiri Dayah dan Perguruan Tinggi Ummul Aiman, Waled Nuruzzahri mengatakan, untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan usaha, pihaknya sedang memikirkan satu usaha produk halal. Nanti produk tersebut bisa dipasarkan untuk kebutuhan lokal dan menebus marketing nusantara. 

"Ini penting dan mendesak harus dilakukan, guna kemandirian ekonomi serta tidak lagi ketergantungan dengan pasokan dari luar yang belum jelas proses pruduksinya" tutur ulama kharismatik Aceh yang Akrab dipanggil Waled Nu tersebut. 

Sedangkan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Syari'ah (STIS) Ummul Ayman, Doktor Teungku Muhammad Zukhdi mengatakan, Kuliah Umum atau Stadium General itu digelar untuk membuka wawasan dan meningkatkan cakrawala mahasiswa pada smester ganjil. Melalui Acara ini diharapkan mereka akan termotivasi menghadapi masa depan dalam aspek sejarah, hukum dan ekonomi untuk membangun Aceh yang berdaya saing. 

"Sedikitnya ada sekitar 800 mahasiswa dan mahasiswi aktif. Mereka adalah santri dayah Ummul Ayman yang sudah beberapa tahun mondok. Mereka berasal dari berbagai kabupaten/kota di Aceh dan luar daerah" tambah Syekhaliluddin Wakil Ketua III, Bidang Kemahasiswaan Alumni dan Kerjasama, kepada Media Indonesia di sela-sela acara Stadium General. (H-1)

Read Entire Article
Global Food