SEBANYAK 96 petani swadaya di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur mendapat pelatihan teknis budi daya kelapa sawit Batch 3 yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dan PT Forestcitra Sejahtera (Mutu Institute), di Hotel Gran Senyiur, Balikpapan, pada Senin hingga Jumat (30/6-4/7).
Direktur PT Forestcitra Sejahtera (Mutu Institute), Wahyu Riyadi, hadir memberikan sambutan dengan penuh semangat. Ia mengharapkan seluruh peserta benar-benar memperhatikan materi yang disampaikan narasumber, dengan harapan mencapai hasil yang ditargetkan.
“Kami mengajak seluruh peserta untuk mengikuti pelatihan ini dengan penuh kesungguhan, memperhatikan setiap materi yang disampaikan narasumber, serta aktif berbagi pengalaman di lapangan, khususnya dalam pengelolaan kebun kelapa sawit,” ujar Wahyu Riyadi.
Pelatihan tersebut merupakan kegiatan batch terakhir dari rangkaian kegiatan tahun ini, yang dilakukan dengan salah satu tujuannya adalah mendorong para petani swadaya semakin percaya diri dan menghasilkan produksi tanaman sawit yang baik.
Kegiatan yang berlangsung selama lima hari itu, sejak awal memang dirancang dengan konsep berbeda. Tidak ada tekanan dan tidak menggunakan sesi satu arah yang membosankan. Sebaliknya, para petani justru diajak untuk aktif bertanya, berdiskusi terbuka, bahkan saling bertukar pengalaman dari kebun masing-masing. Dengan diadakan kembali acara pelatihan tersebut, juga mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah daerah.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Paser, Djoko Bawono, hadir membuka acara itu. Ia menyampaikan harapannya agar para petani mampu menjadi pelopor perubahan di komunitas masing-masing. Menurutnya, program seperti ini bukan hanya menambah ilmu, tapi juga memperkuat jejaring antarpetani.
Djoko menyebut, tahun ini pihaknya menargetkan akan menerbitkan sebanyak 13 sertifikat dari Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), yakni sistem sertifikasi yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia untuk memastikan kelapa sawit yang diproduksi di Indonesia memenuhi standar keberlanjutan, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan.
ISPO adalah sistem sertifikasi yang mengharuskan perusahaan perkebunan kelapa sawit dan pekebun kelapa sawit untuk memenuhi prinsip dan kriteria keberlanjutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, yakni Standar ISPO mencakup berbagai aspek, termasuk kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, penerapan praktik perkebunan yang baik, pengelolaan lingkungan, tanggung jawab sosial dan ketenagakerjaan, serta transparansi.
“Tahun ini kami menghadirkan 540 petani dalam pelatihan kelapa sawit yang digelar bergilir, dimulai dari Kabupaten Paser pelopor kebun sawit sejak era 1980-an. Kami menargetkan 13 sertifikasi ISPO tahun ini," aku Djoko.
Karena itu menurutnya, pelatihan yang digelar BPDP dan Mutu Institute dapat menjadi harapan besar dalam peningkatan kapasitas dan daya saing para petani sawit.
"Sawit adalah komoditas strategis, dan pelatihan ini menjadi harapan besar untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing para pekebun,” harap Djoko.
Para peserta yang mengikuti pelatihan pun terlihat antusias. Salah satunya, Jumadi peserta yang berasal dari Desa Krayan Bahagia, mengaku baru kali ini ikut pelatihan yang menurutnya penuh dengan suasana keakraban.
"Seolah seperti ngobrol, tapi penuh manfaat," kata Jumadi.
Selama tiga hari mengikuti materi, pada hari keempat pelatihan tersebut, para peserta akan melakukan kunjungan lapangan ke PT Alam Jaya Persada. Di sana, para peserta bisa melihat langsung bagaimana manajemen kebun sawit profesional dijalankan. Mulai dari pola tanam, pemupukan, hingga sistem panen yang efisien. Bagi banyak peserta, pastinya hal itu adalah pengalaman pertama mereka melihat langsung kebun skala besar yang terkelola dengan baik.
Diharapkan, setelah pelatihan berlangsung nanti petani swadaya sawit di Kalimantan Timur dapat menjadi lebih terampil, memiliki visi pertanian yang berkelanjutan, dan siap menjadi bagian dari transformasi sektor sawit nasional menuju sistem yang lebih adil, produktif, dan ramah lingkungan. Dengan berakhirnya batch ketiga, pelatihan teknis budi daya kelapa sawit di Paser, Kalimantan Timur resmi ditutup. Namun, diyakini semangat belajar dan berkembang dari para petani swadaya Paser baru saja dimulai. (MT/E-4)