
PEMUDIK lebaran kembali dihadang banjir air laut pasang (rob) di jalur Pantura Semarang-Demak Rabu (26/3) sore, ratusan kendaraan pemudik terpaksa berjalan merambat begitu memasuki Kecamatan Sayung m, Kabupaten Demak.
Pemantauan Media Indonesia Rabu (26/3) petang ratusan kendaraan dari arah barat (Semarang) maupun timur (Demak) berjalan merambat hingga mencapai tiga kilometer saat memasuki Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, karena banjir air laut pasang (rob) kembali merendam jalur Pantura Semarang-Demak dengan ketinggian air 10-40 centimeter.
Sebagian kendaraan pemudik berukuran kecil dan sepeda motor memilih melintasi jalur alternatif Genuk-Bulusari-Obggorawe untuk menghindari banjir rob tersebut, namun sebagian lainnya terutama dari arah timuy tetap sehat menerobos banjir selepas di Tol Sayung-Demak karena tidak dapat menghindari dengan masuk ke jalur alternatif.
"Rob mulai datang tadi pukul 15.00 WIB dan banjir merendam jalur Pantura Semarang-Demak sekitar pukul 16.00 WIB dan ketinggian air terus meningkat memasuki awal malam," kata Gofar,45, warga Sayung, Demak.
Akibat banjir rob itu, menurut Tukin,56, warga Sayung lainnya banyak kendaraan tetap nekat menerobos, terutama pemudik yang tidak paham dengan jalur alternatif, sehingga beberapa mogok dan harus didorong ke tempat yang tinggi. "Kaisuvwarfa setempat yang sudah paham langsung memutar ke jalur alternatif, tetapi bagi warga luar daerah kaget," imbuhnya.
Hal tersebut dibenarkan Maulana,50, pemudik dari Jakarta Barat dengan tujuan Pati mengaku kaget ketika melintas di Sayung, Demak karena banjir merendam jalur Pantura sepanjang satu kilometer ketinggian menutup roda, meskipun tidak sampai sampai mogok namun muncul kekhawatiran keluarga tang ada di dalam mobil.
"Saya kira arus kendaraan tersendat karena lalulintas padat, ternyata banjir rob hingga kendaraan harus berjalan merambat menghindari percikan air yang dapat menyebabkan mogok serta khawatir ada lubang dibawah gerangan banjir," kata Kiki, warga Bekasi yang hendak mudik ke Kudus.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang Taruna Mona Rahman mengatakan fenomena banjir rob terjadi di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah tersebut disebabkan terjadinya air laut pasang yang cukup tinggi yang diperkirakan berlangsung 22-28 Maret 2025.
"Sejumlah daerah di Pantai Utara Jawa Tengah berpotensi terkena dampak banjir rob pada periode ini yakni Pemalang, Pekalongan, Kota Semarang dan Kabupaten Demak, sehingga diminta warga terutama pemudik untuk meningkatkan kewaspadan," ujar Taruna Mona Rahman.
Intensitas hujan yang masih tinggi di daerah Pantura Jawa Tengah, ungkap Taruna Mona Rahman, menjadikan banjir di daerah terutama di dataran rendah Pantura semakin tinggi, karena volume air sungai meningkat dan tidak dapat mengalir cepat ke laut. "Dikhawatirkan sungai meluap hingga menimbulkan banjir lebih besar," imbuhnya. (H-2)