
MENTERI Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menegaskan bahwa pengintegrasian teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah adalah langkah penting. Hal ini mengingat, tantangan revolusi industri 4.0 sedang dihadapi.
Mu'ti mengungkapkan bahwa AI akan menjadi mata pelajaran pilihan mulai tahun ajaran 2025/2026, bersanding dengan keterampilan abad ke-21 lainnya seperti coding dan literasi digital.
“Anak-anak perlu dikenalkan dengan AI sejak dini. Namun, implementasinya akan bergantung pada kesiapan sarana dan prasarana di sekolah-sekolah,” kata Mu'ti, menekankan pentingnya fasilitas yang mendukung agar pengajaran teknologi ini dapat diterapkan secara maksimal di seluruh Indonesia dalam kuliah umumnya di President University, Cikarang.
Menurut Mu'ti, kemajuan AI yang pesat telah mengubah banyak sektor, termasuk dunia pendidikan. Namun, di balik manfaatnya, dia juga mencatat tantangan yang dihadapi oleh para siswa yang semakin jarang membaca buku atau mengunjungi perpustakaan. Sebagai gantinya, mereka lebih sering mengandalkan internet untuk mencari informasi, yang belum tentu valid atau akurat.
Dalam kesempatan ini, Mu'ti juga menyoroti pentingnya kreativitas sebagai pendorong inovasi di masa depan.
“Kreativitas adalah kunci untuk membuka lapangan pekerjaan baru, meski tidak mudah diajarkan. Namun, kita bisa menjadikannya sebagai kebiasaan yang bisa membentuk masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Dia juga mengingatkan, meski AI dapat menciptakan karya seni, teknologi ini tetap tidak dapat menggantikan perasaan manusia, yang merupakan unsur utama yang membedakan manusia dengan mesin. Menurutnya, kreativitas yang berbasis pada perasaan manusia adalah elemen yang tak tergantikan oleh teknologi.
Abdul Mu'ti pun mengingatkan tentang dampak negatif dari perkembangan teknologi, salah satunya fenomena "brain rot" yang ditimbulkan oleh kebiasaan konsumsi informasi instan dan tidak mendalam.
Menanggulangi hal ini, pendidikan karakter melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) menjadi sangat penting, guna memastikan generasi muda tidak hanya cerdas secara digital, tetapi juga memiliki etika dan moral yang kuat.
Sebagai bagian dari kunjungannya, Mendikdasmen juga menyempatkan diri mengunjungi SMA President, yang dikenal dengan pendekatan semi-militer dan fasilitas pendidikan yang menekankan keseimbangan antara pembentukan karakter dan penguasaan kompetensi. Mu'ti memberikan apresiasi atas upaya sekolah dalam mencetak calon-calon pemimpin yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter kuat, siap memimpin di berbagai bidang, termasuk militer dan kepolisian.
Perubahan besar dalam dunia pendidikan ini diharapkan dapat mendukung tujuan Indonesia Emas 2045, dengan menghasilkan generasi yang siap menghadapi tantangan zaman dan membawa Indonesia menuju kemajuan yang lebih besar (Z-10)