Korban Tewas akibat Ledakan di Pelabuhan Iran Selatan Bertambah

2 weeks ago 13
Web Info News Dini Cermat
Korban Tewas akibat Ledakan di Pelabuhan Iran Selatan Bertambah Ledakan di pelabuhan Iran.(Al Jazeera)

JUMLAH korban tewas akibat ledakan dahsyat yang mengguncang Pelabuhan Shahid Rajaee di Iran Selatan pada Sabtu (26/4) bertambah menjadi 25 orang. Televisi pemerintah Iran melaporkan bahwa sedikitnya 1.139 lain terluka akibat ledakan tersebut.

Pada Sabtu (26/4), kebakaran terjadi sekitar pukul 12.00 waktu setempat di Pelabuhan Shahid Rajaee, khususnya di area dermaga kontainer. Demikian menurut media lokal seperti dilansir Anadolu, Senin (28/4). Laporan awal menunjukkan adanya bahan yang mudah terbakar di dekat lokasi ledakan.

Mengutip keterangan saksi, laporan menunjukkan bahwa api kecil itu dengan cepat menyebar dan memicu ledakan karena panas 40 derajat celsius dan akumulasi zat yang mudah terbakar. Pelabuhan penting yang strategis ini, terletak di provinsi Hormozgan selatan, terletak sekitar 15 kilometer (9,3 mil) barat daya pelabuhan Bandar Abbas di pantai utara Selat Hormuz.

Menurut media pemerintah, Bandar Abbas merupakan pusat peti kemas terbesar di Iran. Ledakan terjadi saat Iran memulai putaran ketiga perundingan nuklir dengan Amerika Serikat (AS) di Oman. Namun, tidak ada indikasi ada hubungan antara kedua peristiwa tersebut.

Saluran berita resmi Iran menayangkan rekaman awan asap hitam dan jingga yang mengepul di atas pelabuhan setelah ledakan, gedung perkantoran dengan pintu-pintunya hancur, dan kertas-kertas serta puing-puing berserakan di sekitarnya.

Ledakan tersebut memecahkan jendela dalam radius beberapa kilometer dan terdengar di Qeshm, suatu pulau berlokasi 26 kilometer di selatan pelabuhan. Media pemerintah seperti dikutip The New Arab menyatakan banyak peti kemas beserta barang di dalamnya menjadi rusak.

Juru bicara organisasi manajemen krisis Iran, Hossein Zafari, menyalahkan penyimpanan bahan kimia yang buruk dalam kontainer di Shahid Rajaee sebagai penyebab ledakan. "Penyebab ledakan adalah bahan kimia di dalam kontainer," katanya kepada Kantor Berita Irna.

"Sebelumnya, Direktur Jenderal Manajemen Krisis memberikan peringatan kepada pelabuhan ini selama kunjungan mereka dan telah menunjukkan kemungkinan adanya bahaya," lanjut Zafari.

Juru bicara pemerintah Iran Fatemeh Mohajerani mengatakan, penyebab pasti ledakan belum diketahui meski bahan kimia kemungkinan menjadi pemicu ledakan. "Masih terlalu dini untuk menentukannya," kata Mohajerani.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian memerintahkan penyelidikan atas insiden tersebut. Ia langsung mengirim Menteri Dalam Negeri Iran Eskandar Momeni ke lokasi kejadian.

Momeni dalam kesempatan terpisah mengatakan upaya terus dilakukan untuk memadamkan api dan mencegahnya menyebar ke daerah lain. Menurut dia, 80% api telah padam pada kemarin pagi.

Serangkaian insiden mematikan telah melanda infrastruktur energi dan industri Iran dalam beberapa tahun terakhir. Tidak sedikit ledakan terjadi akibat faktor kelalaian. Insiden tersebut mencakup kebakaran kilang minyak, ledakan gas di tambang batu bara.

Insiden perbaikan darurat di Bandar Abbas yang menewaskan satu pekerja juga terjadi pada 2023. Namun, Iran juga kerap menyalahkan beberapa insiden lain pada musuh bebuyutannya, Israel, yang telah melakukan serangan di wilayah tersebut.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI menyampaikan semua WNI yang berada di Iran dalam keadaan aman dan selamat, tidak ada yang menjadi korban ledakan di pelabuhan di Bandar Abbas.

Juru Bicara Kemenlu Rolliansyah Soemirat mengatakan terdapat 385 WNI yang berada di Iran dan tidak ada yang tinggal di Bandar Abbas.

"Sebagian besar mahasiswa tinggal di Qom dan banyak WNI lain tinggal di Teheran, ibu kota Iran," mengutip pernyataan tersebut. (I-2)

Read Entire Article
Global Food