KNKT Ungkap Kronologi KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam: Mesin Normal, Kapal Miring Setelah 30 Menit Berlayar

5 hours ago 5
 Mesin Normal, Kapal Miring Setelah 30 Menit Berlayar Petugas melakukan pencarian dalam operasi SAR tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali, Jembrana, Bali, Sabtu (5/7/2025)(ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

KOMITE Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap kronologi lengkap peristiwa kapal KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI. Berdasarkan penyelidikan awal, tidak ditemukan tanda-tanda anomali saat kapal berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Gilimanuk, Bali.

"Ketika kapal bertolak, tidak ada anomali atau kemiringan atau keadaan yang tidak biasa," kata pelaksana tugas (Plt) Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Pelayaran KNKT Anggiat di Ruang Komisi V DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/7).

Kondisi Kapal KMP Tunu Pratama Jaya sebelum Tenggelam Normal

Menurut KNKT, seluruh sistem mesin beroperasi normal dan jarak pandang di laut saat itu cukup baik. Tidak ada hujan maupun kabut yang mengganggu perjalanan. Laporan ini diperoleh dari para awak kapal yang selamat dan diperkuat dengan data pemantauan serta rekaman CCTV.

Anggiat menjelaskan bahwa pada 2 Juli 2025 pukul 22.15, KMP Tunu Pratama Jaya mulai memuat kendaraan di Pelabuhan Ketapang. Proses pemuatan rampung pada pukul 22.45, dan enam menit kemudian, kapal meninggalkan pelabuhan menuju Gilimanuk.

Namun sekitar 30 menit berlayar atau pukul 23.20, kapal mulai miring ke kanan secara tiba-tiba.

Air Laut Masuk Kamar Mesin, Kapal Kehilangan Keseimbangan

Kru kapal, termasuk juru mudi jaga, kelasi jaga, dan juru minyak jaga, melihat air laut mulai masuk ke kamar mesin melalui pintu masuk. Situasi ini langsung dilaporkan, dan awak kapal mendapat instruksi untuk membantu penumpang mengenakan pelampung (lifejacket) dan bersiap melakukan evakuasi darurat kapal.

Saat itu, nahkoda yang sedang beristirahat dibangunkan oleh mualim jaga dan segera mengambil alih kemudi kapal. Ia juga langsung mengirim sinyal marabahaya melalui radio VHF pada frekuensi 16.

"Nahkoda segera mengambil alih kemudi dan memancarkan berita marabahaya di radio VHF frekuensi 16," ujar dia.

Kendaraan di Geladak Belakang Bergeser, Kapal Semakin Miring

Kepala kamar mesin melaporkan bahwa sejumlah kendaraan yang berada di geladak belakang kapal mengalami pergeseran dan bertumpu ke sisi kanan kapal. Akibatnya, kemiringan kapal semakin parah

"Pada awalnya dalam keadaan masih perlahan-lahan kemudian semakin cepat," ujar dia.

Beberapa menit setelah sinyal darurat dikirim, kapal mulai tenggelam, dimulai dari bagian buritan atau belakang kapal yang tenggelam terlebih dahulu sambil miring ke kanan.

Evakuasi Terkendala Kondisi Gelap

Upaya evakuasi penumpang kapal KMP Tunu Pratama Jaya tidak berjalan mulus karena kondisi malam hari yang sangat gelap. Kapal lain di sekitar lokasi kejadian, seperti Kapal Gilimanus I dan Tunu Praja Pratama 3888, berusaha memberikan penerangan dengan lampu sorot, tetapi tetap kesulitan menemukan objek terapung. (P-4)

Read Entire Article
Global Food