Ini Aturan Pantang dan Puasa Katolik Masa Prapaskah 2025

Jakarta, Insertlive -

Masa Prapaskah disebut juga sebagai masa pertobatan dalam tradisi Katolik, yang ditandai dengan kebiasaan pantang dan puasa. Momen Paskah tahun 2025 pun akan segera tiba, simak aturan pantang dan puasa Katolik di masa Prapaskah 2025 berikut ini.

Masa Prapaskah ditandai dengan perayaan Rabu Abu pada Rabu (5/3), di mana umat Katolik akan melakukan pertobatan dengan berpantang dan berpuasa. Hal ini sesuai dengan Kitab Hukum Kanonik, norma kanon 1249.

"Semua orang beriman Kristiani menurut cara masing-masing wajib melakukan tobat demi hukum ilahi, tetapi agar mereka semua bersatu dalam suatu pelaksanaan tobat bersama, ditentukan hari-hari tobat, di mana umat beriman Kristiani secara khusus meluangkan waktu untuk doa, menjalankan karya kesalehan dan amal-amal kasih, menyangkal diri sendiri dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban secara lebih setia dan terutama dengan berpuasa dan berpantang," (Kitab Hukum Kanonik norma kanon 1249)

Aturan Pantang dan Puasa Katolik 2025

Periode Prapaskah akan berlangsung selama 40 hari, yang dimulai dengan Rabu Abu pada Rabu (5/3) hingga Jumat (18/4) yang diakhiri dengan perayaan wafatnya Yesus Kristus atau Jumat Agung.

Pantang dan puasa sendiri berlaku pada Rabu Abu (5/3) dan Jumat Agung (18/4). Sementara hari Jumat lain selama masa Prapaskah hanya berpantang. Berikut merupakan rincian puasa dan berpantang selama masa Prapaskah:

5 Maret 2025: pantang dan puasa

7 Maret 2025: pantang

14 Maret 2025: pantang

21 Maret 2025: pantang

28 Maret 2025: pantang

4 April 2025: pantang

11 April 2025: pantang

18 April 2025: pantang dan puasa

Puasa

Menurut Hukum Gereja, yang wajib melakukan puasa selama masa Prapaskah adalah umat Katolik yang telah berusia 18 tahun sampai awal 60 tahun. Puasa dalam Katolik berarti makan kenyang satu kali sehari.

Pantang

Pantang wajib untuk dilakukan oleh mereka yang berusia 14 tahun ke atas. Pantang berarti setiap keluarga, kelompok, atau perorangan memilih atau menentukan sendiri apa yang menjadi pantangan atau sesuatu yang dihindari.

Pada umumnya, pantangan yang sering dipilih adalah pantang daging. Namun, umat bisa tetap menentukan sendiri sesuai dengan kebiasaan sehari-hari, karena pantang dimaksudkan untuk menyangkal atau menahan diri dari sesuatu yang disukai.

Aturan pantang dan puasa tersebut kemudian tidak hanya terbatas pada makanan atau minuman, tetapi juga berlaku untuk aktivitas tertentu yang membawa kesenangan. Misalnya pantang merokok, belanja berlebihan, dan masih banyak lagi.

(asw/and)