
INDONESIA terus mendorong penguatan hubungan kerja sama yang inklusif dan saling menguntungkan, baik di bidang ekonomi, sosial, maupun antarwarga negara. Melalui penerapan kebijakan visa cascade, pemerintah menyambut baik komitmen dari Uni Eropa yang memberikan kemudahan akses visa jangka panjang bagi Warga Negara Indonesia (WNI).
Kebijakan ini merupakan hasil konkret dari pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada 13 Juli 2025 di Brussels, Belgia.
“Kebijakan ini merupakan perubahan yang signifikan, mengurangi frekuensi pengajuan dan beban administratif, sekaligus meningkatkan kemudahan mobilitas serta perencanaan jangka panjang bagi siapa pun yang ingin bepergian ke wilayah Schengen,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara Media Outreach: Kebijakan Visa Cascade untuk Indonesia di Jakarta, Kamis (31/07).
Kebijakan visa cascade yang baru diadopsi tersebut akan menyederhanakan dan mempercepat proses pengajuan visa Schengen bagi WNI. Kemudian, WNI yang memiliki riwayat penggunaan visa Schengen dalam tiga tahun terakhir kini dapat memenuhi syarat untuk mengakses visa multi-entry dengan masa berlaku hingga lima tahun.
Pada tahun 2024, Indonesia tercatat mengajukan 203.000 pengajuan visa Schengen dan sekaligus menjadikannya sebagai sumber pengajuan visa terbesar ke-13 secara global dan ke-3 di ASEAN setelah Thailand dan Filipina.
“Bagi pelaku usaha Indonesia, kebijakan ini memberikan fleksibilitas baru. Para pengusaha kini dengan lebih mudah dapat menghadiri pameran dagang, forum bisnis, dan pertemuan investasi di seluruh Eropa,” ujar Menko Airlangga.
Mobilitas yang meningkat bukan hanya terkait perjalanan wisata, tetapi juga diharapkan mencakup perdagangan, mengikuti lokakarya, riset pasar, membangun jaringan bisnis, serta berbagai kegiatan bisnis lainnya.
Melalui kesempatan tersebut, Menko Airlangga menyampaikan perusahaan dan pelaku usaha Indonesia telah aktif berpartisipasi dalam pameran dagang besar di Eropa seperti Hannover Messe, SIAL Paris, Ambiente Frankfurt, Food Ingredients Europe, Paris Fashion Week, Biofach, MEDICA Düsseldorf, dan pameran lainnya.
“Kami berharap kebijakan visa cascade yang baru akan semakin meningkatkan kehadiran Indonesia di kancah global serta membuka peluang ekspor yang lebih besar di pasar Eropa, dengan menawarkan variasi produk yang lebih luas dan harga yang lebih kompetitif bagi konsumen Eropa,” jelas Menko Airlangga.
Selain itu, kebijakan visa cascade juga melengkapi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) yang akan datang. Insiatif ini bertujuan membuka akses pasar yang lebih luas, mengurangi hambatan perdagangan, dan mendorong investasi dua arah.
“Pemerintah sepenuhnya mendukung kebijakan visa baru dari Uni Eropa dan mengakui pentingnya secara strategis dalam memperkuat hubungan bilateral. Kami mendorong seluruh pemangku kepentingan baik pelaku usaha, pelajar, maupun turis Indonesia untuk memanfaatkan kesempatan ini secara bertanggung jawab. Mari kita gunakan momentum ini untuk semakin memperkuat kerja sama ekonomi dan hubungan antar masyarakat antara Indonesia dan Uni Eropa,” pungkas Menko Airlangga.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut yakni Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Denis Chaibi, Duta Besar Austria untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN Thomas Liodl, Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN Marc Gerritsen, Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN Ina Ruth Luise Lepel, Duta Besar Republik Prancis untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN Fabien Penone, Duta Besar Belgia untuk Indonesia Frank Felix, Duta Besar Ceko untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN Jaroslav Dolecek, Duta Besar Yunani untuk Indonesia Stella Bezirtzoglou, Duta Besar Kroasia untuk Indonesia Nebojša Koharovi?, Duta Besar Hungaria untuk Indonesia Lilla Karsay, Duta Besar Polandia untuk Indonesia Barbara Szymanowska, Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi, perwakilan Duta Besar Denmark, perwakilan Duta Besar Rumania, perwakilan Duta Besar Slovakia, serta sejumlah perwakilan pejabat Kemenko Perekonomian. (M-3)