
Kanker reproduksi, khususnya kanker payudara dan kanker serviks, menjadi jenis kanker yang paling banyak menyerang perempuan di negara berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk Indonesia.
Data Globocan 2020 mencatat, kanker payudara menempati urutan pertama dengan 65.858 kasus baru, serta angka kematian tertinggi kedua setelah kanker paru-paru, yakni 22.430 kasus atau 9,6%. Sementara itu, kanker serviks berada di urutan kedua dengan 36.633 kasus baru dan tingkat kematian mencapai 9%.
Di Indonesia, sekitar 60% kasus kanker payudara dan serviks baru terdiagnosis pada stadium III atau IV akibat deteksi yang terlambat. Padahal, deteksi dini sangat penting untuk mencegah perburukan penyakit. Metode deteksi dini yang umum digunakan meliputi pemeriksaan payudara sendiri (Sadari), pap smear, dan IVA test.
Sayangnya, metode tersebut belum banyak dilakukan, termasuk di Kota Bandung.
Melihat kondisi ini, tim dosen dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (Unisba) yang diketuai Rizky Suganda Prawiradilaga bersama anggota tim menggagas program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM).
Program yang didukung pendanaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) RI melalui skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat ini bermitra dengan Kelurahan Ciroyom, Kota Bandung, Jawa Barat.
Kegiatan bertajuk Srikandi Gita (Sanggar Edukasi Kader PKK Kelurahan Ciroyom dalam Meningkatkan Kompetensi Deteksi Dini Kanker Reproduksi serta Transformasi Gaya Hidup Berkelanjutan) berangkat dari analisis situasi bersama Lurah Kelurahan Ciroyom Moch Agus Firmansyah.
Analisis menunjukkan program skrining kesehatan di wilayah tersebut belum berjalan optimal, sementara hasil pemeriksaan kesehatan kader masih menunjukkan risiko tinggi terhadap penyakit tidak menular, termasuk kanker.
Untuk itu, PKM tahun ini dikembangkan dengan konsep sanggar edukasi yang menekankan pembelajaran interaktif dan aplikatif, melibatkan seluruh kader PKK dari 10 RW di Kelurahan Ciroyom. Kegiatan berlangsung selama dua hari. Pada hari pertama, Minggu, 31 Agustus 2025, bertempat di SD-SMP-SMA Rajawali, acara diikuti seluruh kader pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (PKK) dengan sistem pendaftaran digital.
Rangkaian kegiatan diawali pemeriksaan kesehatan dasar, dilanjutkan senam sehat bersama, kemudian dihadirkan pemateri dr. Afiati yang membahas kanker serviks dan metode deteksi dini melalui pap smear dan IVA test. Lalu, materi lainnya mengenai gaya hidup sehat untuk pencegahan kanker reproduksi dibawakan dr. R. Rizky Suganda Prawiradilaga.
Setelah sesi pematerian, peserta mengikuti pelatihan interaktif dalam enam kelompok agar pembelajaran lebih efektif dan terarah. Pelatihan pertama berfokus pada praktik SADARI dengan menggunakan alat peraga kanker payudara, yang kemudian dievaluasi menggunakan daftar tilik terstandar.
Pada hari kedua, Senin, 1 September 2025, kegiatan difokuskan pada pemeriksaan pap smear dan IVA test yang bertempat di Laboratorium Biopath Bandung. Pemeriksaan dilakukan oleh dr. Mira Dyani Dewi, Sp.OG, selaku dokter spesialis kandungan, terhadap peserta yang telah memenuhi kriteria inklusi sesuai prosedur medis sehingga pelaksanaan berjalan aman dan terarah.
Hasil analisis pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta setelah mengikuti rangkaian penyuluhan dan pelatihan. Rata-rata skor jawaban benar meningkat dari 63,8% sebelum kegiatan menjadi 74,5% setelah kegiatan, dengan perbedaan yang terbukti signifikan secara statistik. Ini menunjukkan penyuluhan dan pelatihan berhasil memperkuat pemahaman kader PKK, khususnya mengenai kanker payudara dan deteksi dini. (H-1)