
Obat-obatan yang seharusnya tersedia bagi pasien justru absen dari rak apotek Rumah Sakit Haji Medan. Gubernur Sumatera Utara Muhammad Bobby Afif Nasution, menemukan fakta itu saat inspeksi mendadak di hari pertama kerja usai libur panjang Idulfitri 1446 Hijriah.
Ketika melakukan inspeksi mendadak (sidak), Senin (8/4), Gubernur Sumut (Gubsu) mendatangi sejumlah ruangan, termasuk gudang farmasi rumah sakit. Dia mendapati ada beberapa jenis obat yang masih kosong.
"Kita tadi melihat mekanismenya saja, obatnya ada yang kosong. Ada yang menunggu dua minggu, ada yang satu bulan," katanya seusai sidak.
Melihat kondisi itu Bobby meminta Inspektorat turun tangan. Dia ingin dilakukannya pemeriksaan menyeluruh terhadap sistem pengadaan dan distribusi obat di rumah sakit milik Pemprov Sumut tersebut.
Meski belum menyebut tenggat waktu penyelesaian, Bobby memastikan akan melihat mekanisme pengadaan secara komprehensif. Pemerintah, kata dia, tak bisa membiarkan kelambanan dalam distribusi obat mengorbankan layanan kesehatan publik.
Merespons situasi ini, Direktur RS Haji Medan Sri Suriani Purnamawati berkilah kekosongan stok obat-obatan karena masih dalam proses pengadaan. Hal itu memberi kesan realisasi pengadaan stok obat terkesan lamban.
Dia juga beralasan ada juga jenis obat yang belum dapat diadakan karena belum bisa dibayar akibat ketiadaan dana. Namun Sri berjanji rumah sakitnya akan memperbaiki sistem agar stok tidak lagi kosong dalam waktu lama.
"Ini masukan bagi kami. Jadi bila ada obat yang kosong agar segera dilaporkan sampai kepada Wadir Pelayanan sehingga cepat kita menginstruksikan kepada pejabat pengadaan," ucapnya.
Ironisnya, kondisi di RS Haji Medan itu terjadi setelah belum lama ini Bobby menyatakan komitmennya untuk membenahi sektor kesehatan. Yang mana salah satu target utama adalah mewujudkan UHC (Universal Health Coverage) di seluruh kabupaten dan kota dalam dua tahun ke depan.
"Saat ini, dari 33 kabupaten/kota di Sumut, baru 11 yang sudah mencapai UHC. Kami pastikan dalam dua tahun ke depan, seluruh wilayah Sumut akan mencapai UHC," ungkapnya, Kamis (6/3) lalu.
Bobby menilai, kesehatan menjadi salah satu tantangan utama yang harus mendapat perhatian serius. Rendahnya angka harapan hidup, tingginya prevalensi stunting, serta masih maraknya penyakit menular menjadi masalah yang harus segera diatasi.
UHC merupakan sistem yang mampu mengakomodir semua lapisan masyarakat memiliki akses ke layanan kesehatan yang berkualitas tanpa menghadapi kesulitan finansial. UHC mencakup berbagai layanan kesehatan esensial, mulai dari promosi kesehatan, pencegahan, pengobatan, rehabilitasi, hingga perawatan paliatif.
Berdasarkan data terkini Pemprov Sumut, daerah-daerah di wilayahnya yang sudah mencapai UHC baru terdiri dari lima kota dan lima kabupaten. Yakni Kota Medan, Tebingtinggi, Sibolga, Gunungsitoli dan Tanjungbalai, serta Kabupaten Pakpak Bharat, Nias, Nias Barat, Nias Utara dan Samosir. (H-1)