ByteDance Siapkan Versi Alternatif TikTok untuk Hindari Larangan AS

6 hours ago 3
ByteDance Siapkan Versi Alternatif TikTok untuk Hindari Larangan AS Ilustrasi.(Al Jazeera)

TIKTOK kemungkinan akan segera memiliki jalan keluar dari potensi pelarangan di Amerika Serikat. ByteDance, perusahaan induk asal Tiongkok yang memiliki aplikasi video pendek populer tersebut, dilaporkan tengah mengembangkan aplikasi alternatif khusus untuk pasar AS. Demikian laporan The Information yang dirilis pada Minggu (6/7).

Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One bahwa ia akan membahas masa depan TikTok dalam pertemuan mendatang dengan pejabat Tiongkok. Trump juga menyebut bahwa AS hampir mencapai kesepakatan mengenai penjualan operasional TikTok.

Namun, pejabat pemerintah Tiongkok menolak memberikan konfirmasi terkait negosiasi tersebut, seperti dilaporkan oleh CNN. Pihak TikTok sendiri belum memberikan komentar resmi terkait kabar ini.

Menurut The Information, aplikasi pengganti TikTok dapat tersedia di toko aplikasi AS mulai 5 September, dengan syarat ByteDance melepas kepemilikan TikTok di AS kepada sekelompok investor non-Tiongkok.

Larangan terhadap TikTok awalnya disahkan lewat undang-undang yang disetujui oleh Kongres pada 2024 dan ditandatangani oleh mantan Presiden Joe Biden. 

Undang-undang tersebut menyatakan bahwa TikTok hanya bisa beroperasi di AS jika kepemilikannya dialihkan ke perusahaan asal AS atau negara sekutu sebelum 20 Januari 2025. Jika tidak, perusahaan cloud seperti Oracle serta platform distribusi aplikasi seperti Apple dan Google akan dilarang menjadi penyedia layanan TikTok.

Trump beberapa kali menunda tenggat waktu tersebut melalui perintah eksekutif sejak Januari. Yang terbaru, ia menandatangani perintah penangguhan pada 19 Juni yang memperpanjang batas waktu hingga 17 September. 

Trump juga menyebut bahwa penjualan TikTok hanya akan terjadi jika Presiden Tiongkok Xi Jinping turut menyetujui kesepakatan tersebut.

Sejumlah pihak menunjukkan minat untuk membeli TikTok, termasuk investor miliarder Frank McCourt Jr., Microsoft, Larry Ellison dari Oracle, YouTuber Mr. Beast, serta pengembang AI, Perplexity AI. 

Nilai TikTok diperkirakan mencapai sekitar US$50 miliar, menjadikan akuisisi ini sebagai salah satu transaksi teknologi terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Proses penjualan TikTok juga berlangsung di tengah negosiasi perdagangan yang lebih luas antara AS dan Tiongkok, termasuk kebijakan tarif yang sempat diperkenalkan dan ditangguhkan oleh Trump.

Sementara itu, ByteDance sempat mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung AS untuk menentang undang-undang pelarangan TikTok. Namun pengadilan menyetujui argumen pemerintah yang menyebutkan bahwa aplikasi tersebut berpotensi menjadi ancaman keamanan nasional.

Pihak AS lama mengkhawatirkan kemungkinan TikTok digunakan oleh pemerintah Tiongkok untuk menyebarkan pengaruh atau mengakses data pengguna AS. 

Meskipun belum ada bukti publik yang menunjukkan penyalahgunaan tersebut, kekhawatiran terus mendorong upaya divestasi.

Sebelumnya, dilaporkan Tiongkok sempat bersedia menyetujui kesepakatan terkait TikTok tetapi menarik diri setelah Trump kembali menerapkan tarif perdagangan pada April lalu. 

Trump menyatakan bahwa kesepakatan penjualan TikTok kemungkinan akan terjadi setelah tercapai kesepakatan perdagangan antara kedua negara.

Menariknya, meskipun Trump sempat menyerukan pelarangan TikTok saat menjabat sebelumnya, ia mengubah pandangannya dalam kampanye Pilpres 2024 dengan menyebut bahwa TikTok dapat menjadi penyeimbang terhadap dominasi Meta (induk dari Facebook dan Instagram) dalam dunia media sosial. (I-2)

Read Entire Article
Global Food