Bagaimana Hubungan Tidur Cukup dan Tinggi Badan? Ini Penjelasan Ilmiahnya

1 week ago 10
Bagaimana Hubungan Tidur Cukup dan Tinggi Badan? Ini Penjelasan Ilmiahnya Ilustrasi tidur(Freepik)

SARAN untuk memiliki waktu tidur cukup agar pertumbuhan bisa optimal kerap dipertanyakan kausalitasnya. Tidur nyenyak dan cukup diketahui dapat meningkatkan kadar hormon pertumbuhan yang membantu membangun otot dan tulang yang kuat serta membakar lemak. Remaja seharusnya menyadari mereka tidak akan mencapai tinggi badan optimal tanpa cukup hormon pertumbuhan yang dilepaskan saat tidur malam penuh.

Namun alasan mengapa kurang tidur terutama pada fase awal tidur nyenyak atau non-REM dapat menurunkan kadar hormon pertumbuhan selama ini masih menjadi misteri. Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Cell, peneliti dari University of California, Berkeley memetakan sirkuit otak pada tikus yang mengendalikan pelepasan hormon pertumbuhan selama tidur dan menemukan mekanisme umpan balik baru di otak yang menjaga kadar hormon pertumbuhan tetap seimbang.

Temuan ini memberikan peta untuk memahami bagaimana tidur dan regulasi hormon saling berinteraksi. Mekanisme baru ini berpotensi membuka jalan bagi terapi untuk gangguan tidur yang berkaitan dengan kondisi metabolik seperti diabetes, maupun penyakit degeneratif seperti Parkinson dan Alzheimer.

“Orang-orang tahu bahwa pelepasan hormon pertumbuhan berkaitan erat dengan tidur, tapi selama ini hanya dilihat dengan cara mengambil sampel darah dan memeriksa kadar hormon pertumbuhan saat tidur,” kata penulis utama studi, Xinlu Ding. 

“Kami benar-benar merekam langsung aktivitas saraf pada tikus untuk melihat apa yang terjadi. Kami memberikan dasar sirkuit yang bisa dikembangkan di masa depan untuk terapi yang berbeda.”

Karena hormon pertumbuhan mengatur metabolisme glukosa dan lemak, kurang tidur juga dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.

Para peneliti menemukan bahwa dua hormon peptida kecil yang mengontrol pelepasan hormon pertumbuhan di otak yakni GHRH yang mendorong pelepasan dan somatostatin yang menghambat, bekerja berbeda saat tidur REM dan non-REM. Somatostatin dan GHRH melonjak saat tidur REM, sementara pada tidur non-REM somatostatin menurun dan GHRH sedikit meningkat untuk mendorong pelepasan hormon pertumbuhan.

Hormon pertumbuhan yang dilepaskan kemudian mengatur aktivitas neuron di locus coeruleus, area batang otak yang terlibat dalam kewaspadaan, perhatian, dan kognisi. Selama tidur, hormon pertumbuhan perlahan menumpuk untuk merangsang locus coeruleus dan mendorong kewaspadaan saat bangun. Namun saat locus coeruleus terlalu aktif, hal itu justru mendorong rasa kantuk.

“Ini menunjukkan bahwa tidur dan hormon pertumbuhan membentuk sistem yang seimbang: terlalu sedikit tidur mengurangi pelepasan hormon pertumbuhan, dan terlalu banyak hormon pertumbuhan dapat mendorong otak menuju kondisi terjaga,” kata Daniel Silverman, penulis pendamping studi tersebut. 

“Tidur memicu pelepasan hormon pertumbuhan, dan hormon pertumbuhan mengatur kewaspadaan, dan keseimbangan ini penting bagi pertumbuhan, perbaikan, dan kesehatan metabolik.”

Selain membantu membentuk otot dan tulang serta mengurangi jaringan lemak, hormon pertumbuhan mungkin juga memiliki manfaat kognitif, meningkatkan tingkat kewaspadaan saat bangun.(M-2)

Read Entire Article
Global Food