
SILOAM International Hospitals (Siloam) menyelenggarakan Siloam Neuroscience Summit (SNS) 2025 pada 19-20 September 2025 di Shangri-La Hotel, Jakarta.
Melalui kolaborasi lima rumah sakit di jejaring Siloam, yaitu Siloam Hospitals Lippo Village, Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Siloam Hospitals TB Simatupang, Siloam Hospitals Denpasar, dan Siloam Hospitals Medan, acara ini berhasil merangkul lebih dari 600 peserta dari berbagai kota di Indonesia.
Kehadiran 5 pembicara internasional dan 39 pembicara nasional yang terdiri dari dokter spesialis bedah saraf, neurologi, rehabilitasi medik, hingga psikiatri di berbagai sesi ilmiah SNS 2025 ini merupakan sumber informasi terkini bagi para peserta.
Selain memberi wawasan baru bagi tenaga medis, forum ini juga membuka peluang kolaborasi penelitian. Selanjutnya, berbagai pengetahuan itu dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di bidang neurosains.
Forum Ilmiah untuk Menjawab Tantangan Penyakit Saraf
Dengan tema “Exploring the Depth of Neuroscience: New Horizons and Opportunities”, acara ini mempertemukan para dokter, peneliti, dan tenaga medis dari berbagai bidang untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inovasi terbaru dalam penanganan penyakit saraf.
“Summit ini menjadi wujud nyata komitmen Siloam untuk menghadirkan wadah edukasi, kolaborasi, dan inovasi di bidang neurosains. Dengan menghadirkan para pakar internasional dan nasional, kami ingin membahas perkembangan terbaru mulai dari stroke, bedah saraf, neurointervensi, nyeri, hingga rehabilitasi neurologis. Kami percaya, melalui pertukaran pengetahuan lintas disiplin ini, Siloam Hospitals Lippo Village dapat semakin memperkuat perannya sebagai Center of Excellence Neuroscience di Indonesia, sekaligus memberikan layanan yang lebih baik bagi pasien,” ujar CEO Siloam International Hospitals Caroline Riady.
Selama dua hari, SNS 2025 menghadirkan berbagai kegiatan seperti workshop, symposium, pameran medis, demonstrasi teknologi robotik untuk operasi saraf, hingga kompetisi e-poster.
Berbagai kegiatan ini dirancang untuk memperluas wawasan dan networking bagi lebih dari 600 peserta yang terdiri dari neurosurgeon, dokter umum dan spesialis, perawat, residen, mahasiswa kedokteran dokter, dan pakar lainnya.
Topik yang dibahas meliputi banyak aspek penyakit saraf, antara lain stroke, gangguan gerak, bedah saraf, infeksi dan gangguan imun saraf, nyeri kronis, pencitraan otak, pemulihan fungsi saraf, hingga kanker otak.
Secara khusus, SNS 2025 juga berfokus pada topik Pain Management, Code Stroke Course, Neuro Resto, Neuro Imaging, Robotic, dan Nursing Workshop. Dengan cakupan yang luas ini, SNS 2025 diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih menyeluruh serta membuka peluang inovasi baru dalam perawatan pasien.
Dukungan Ahli Berkualifikasi Internasional
Ajang ini menghadirkan pakar-pakar neurosains baik dari dalam maupun luar negeri, di antaranya Prof. Dr. Monique van Bruggen-Rufi, PhD, NMT-F (Belanda), Daniel Chiung Jui Su, MD, CIPS, RMSK (Taiwan), Prof. Yusak Mangara Tua Siahaan, MD, PhDm FIPP, CIPS, FMIN, Prof. Dr. Dr. dr. Eka Julianta Wahjoepramono, Sp. BS (K), Prof. Dr. dr. Julius July, Sp. BS (K), yang berbagi pengalaman serta wawasan dalam berbagai sesi ilmiah.
Kehadiran mereka memperkuat posisi SNS 2025 sebagai forum internasional yang berdampak nyata bagi kemajuan layanan kesehatan saraf di Indonesia sekaligus meningkatkan kemampuan pelaku tenaga kesehatan di Indonesia sehingga masyarakat dapat memperoleh perawatan terbaik langsung di tanah air.
Di Indonesia, penyakit saraf seperti stroke, epilepsi, dan migrain masih menjadi masalah besar. Data dari Riset Kesehatan Dasar 2018 mencatat prevalensi stroke mencapai 10,9 per 1.000 penduduk.
Seiring bertambahnya usia masyarakat dan meningkatnya pola hidup perkotaan, kebutuhan akan deteksi dini, perawatan yang tepat, serta teknologi medis terbaru menjadi semakin mendesak.
Komitmen Siloam dalam Meningkatkan Layanan Neurosains
Melalui SNS 2025, Siloam ingin memperkuat pemahaman tenaga medis, membangun jejaring antarprofesi, serta mendorong lahirnya penelitian baru yang bisa langsung diterapkan dalam pelayanan pasien.
Prof. Yusak Mangara Tua Siahaan, MD, PhD, FIPP, CIPS, FMIN, yang menjabat sebagai Chairman SNS menyampaikan, “Summit ini mencerminkan tekad kolektif kita untuk menggabungkan ketelitian ilmiah dengan inovasi yang berpusat pada pasien. Siloam telah menjadi pionir brain stem surgery pertama di Asia Tenggara. Pertukaran ide dan penelitian lintas disiplin ini diharapkan dapat menghasilkan alternatif baru dalam penanganan penyakit saraf.”
“Komitmen kita bukan hanya menghadirkan perawatan yang berbasis bukti melalui >20.000 operasi bedah saraf kompleks telah sukses ditangani, dengan perawatan yang aman, tepat sasaran, dan sesuai dengan kebutuhan setiap pasien. Dengan kolaborasi lintas disiplin, kita tidak hanya meningkatkan harapan hidup, tetapi juga kualitas hidup pasien dan keluarganya.” ungkap Prof. Dr. dr. Julius July, Sp.BS, K, M.Kes, IFAANS, yang juga menjabat sebagai Chairman. (Z-1)