
KESUNGGUHAN Universitas Syiah Kuala (USK), terhadap kemajuan nilam Aceh cukup terasa sekitar 9 tahun terakhir. Selain membina petani, kampus jantung hati masyarakat Aceh itu juga membeli hasil produksi dengan harga standar, melakukan ekspor ke berbagai negara, hingga memproduksi parfum dan bahan jadi lainnya.
Berkat kerja sama dan dukungan berbagai pihak, pada Minggu (13/4) dua hari lalu, Rektor Universitas Syiah Kuala Prof Marwan bersama Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'adudin Djamal kembali melakukan pelepasan ekspor nilam langsung dari Banda Aceh ke Paris, Prancis.
Hebatnya, kalau sebelumnya menggunakan jalur laut yang tiba di Paris hingga 2 bulan kemudian, kini mereka menggunakan jalur udara bekerjasama dengan maskapai Garuda Indonesia.
Ini adalah ekspor nilam perdana dalam jumlah relatif besar yaitu mencapai 1 ton minyak nilam yang telah disuling senilai sekitar Rp1,5 miliar dengan menggunakan angkutan udara. "Sebelumnya ekspor nilam selalu melalui jalur laut Pelabuhan Belawan Sumatera Utara," tutur Rektor USK, Prof Marwan kepada Media Indonesia, Selasa (15/4) di Banda Aceh.
Dikatakan Marwan, pihaknya sangat gembira atas lepas ekspor nilam kali ini dengan menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia. Apa lagi nilam dan Garuda sama-sama memiliki sejarah panjang di Aceh.
"Kolaborasi ini mengangkat kembali cerita perjuangan Garuda Indonesia dan nilam dalam lingkup berbeda yaitu gerakan ekonomi rakyat di era modern," tutur Doktor lulusan Birmingham University, Inggris tersebut.
Marwan menjelaskan, capaian ini adalah bagian dari tanggung jawab kampus yang dipimpinnya untuk mengimplementasikan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi di tengah masyarakat.
"USK akan terus terlibat dalam pemberdayaan petani, penyuling, hilirisasi, UMKM hingga transfer teknologi untuk peningkatan kualitas hulu-hilir industri nilam Aceh dan Indonesia," kata Rektor yang dikenal murah senyum itu.
Pihaknya berharap, ekspor nilam ke depan harus bisa dengan kapasitas lebih besar. Lalu Garuda Indonesia bisa memberikan special price, untuk eksportir lokal Aceh secara berkelanjutan.
Adapun pelepasan ekspor berlangsung pada Minggu dua hari lalu digelar di Gudang PT. U Green Aromatics International di kawasan Blang Bintang, dekat bandara Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar.
Kala itu dihadiri General Manager (GM) Garuda Indonesia, Nano Setiawan, Kadis Perhubungan Aceh, Teuku Faisal, Perwakilan Kanwil Bea Cukai Safuadi, Kepala ARC-Nilam USK, Syaifullah Muhammad, dan Direktur PT U Green Aromatic International, Faisal Alfarisy.
Sejarah baru
Direktur PT U Green Faisal menyampaikan, ekspor nilam kali ini tergolong istimewa karena dilakukan melalui jalur udara dengan maskapai Garuda Indonesia.
"Ini sejarah baru transportasi ekspor nilam dari Aceh. Sudah 30 kali kami melakukan ekspor nilam ke Prancis, tapi baru kali ini dilakukan dengan pesawat terbang dengan total nilai Rp1,5 miliar," kata Faisal.
Menurutnya, dengan menggunakan angkutan udara, buyer di Paris dapat menerima minyak nilam dalam waktu 2-3 hari. "Biasanya melalui laut perlu waktu 2 bulan untuk bisa sampai ke pembeli internasional" kata Faisal.
Ungkapan syukur dan bahagia juga disampaikan GM Garuda Nano Setiawan. Menurut Nano, ini kali pertama Garuda Indonesia melakukan ekspor nilam ke Paris.
Nano menerangkan, koordinasi yang sangat cepat dengan bantuan penuh, juga diperoleh dari pelayanan Kanwil Bea Cukai Aceh. Dokumen administrasi yang diperlukan dapat diselesaikan dalam waktu super singkat.
Debut perdana ini memberikan banyak pelajaran bagaimana handling barang dan administrasi harus dilakukan dengan standar tinggi.
"Dalam waktu dekat kita akan kembali melakukan lepas ekspor nilam dengan persiapan yang lebih baik. Kita ingin upaya Garuda Indonesia bersama stakeholders terkait, akan memberi dampak pada pergerakan ekonomi Aceh," harap Nano.
Keberhasilan ini sangat ditentukan oleh kolaborasi bersama antara Garuda Indonesia, ARC USK, Kanwil Bea Cukai Aceh, Pemko Banda Aceh/Aceh Besar serta dengan PT. U Green.
Sementara itu Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'adudin Djamal dalam sambutannya menyampaikan dukungan penuh bagi industri hulu hilir nilam Aceh.
"Banda Aceh Kota Parfum Indonesia masuk dalam program unggulan 100 hari Illiza-Afdhal. Kita punya nilam, bungong jeumpa, seulanga dan lain-lain yang sangat berpotensi menjadi bahan baku parfum yang unik dan berkualitas tinggi," kata Illiza.
Menurutnya, nilam Aceh memiliki keunggulan sebagai nilam yang terbaik di dunia dan banyak digunakan sebagai bahan baku parfum di banyak negara. Karena itu dalam waktu dekat Banda Aceh akan menggagas gerakan Banda Aceh Kota Parfum Indonesia.
"Dalam waktu dekat kita juga akan inisiasi kolaborasi dengan Kalimantan Timur, untuk mengombinasikan nilam dengan atsiri Kalimantan dan diformulasi menjadi parfum premium kelas internasional" pungkas Illiza.
Banda Aceh juga akan berkolaborasi dengan ARC USK untuk transfer teknologi, juga dengan kabupaten tetangga seperti Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Sabang dan lain-lain yang bisa menjadi penyuplai bahan baku dan dihilirkan di Banda Aceh.
Setelah lepas ekspor secara simbolik, lima drum nilam yang telah dilakukan penguatan dengan pengemasan kerangka kayu, dinaikkan ke lambung pesawat dan terbang ke Jakarta.
Kemudian dari Jakarta berangkat sekitar jam 10 malam ke Paris melalui Amsterdam, Belanda. Diperkirakan sampai Paris sekitar 1 hari kemudian. Jadi international buyer bisa mendapatkan produknya lebih kurang dalam 2 hari sejak pelepasan.
Pelepasan ekspor nilam melalui Garuda Indonesia ini juga dihadiri oleh petani dan penyuling nilam dari Kabupaten Aceh Besar, Tamiang, ILO Indonesia, PT. Global Mandiri USK, sejumlah pelaku nilam dan media massa. (E-2)