Zelensky: 155 Warga Tiongkok Diduga Bertempur Bersama Pasukan Rusia di Ukraina

3 weeks ago 14
Web Berita Live Dini Viral Terpercaya
 155 Warga Tiongkok Diduga Bertempur Bersama Pasukan Rusia di Ukraina Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ungkap intelijen Ukraina mengidentifikasi 155 warga negara Tiongkok yang diduga bergabung dengan pasukan Rusia dalam perang di Ukraina.(Media Sosial X)

PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan intelijen Ukraina mengidentifikasi 155 warga negara Tiongkok yang diduga turut bertempur bersama pasukan Rusia. Pernyataan ini muncul sehari setelah Ukraina mengumumkan menangkap dua warga negara Tiongkok yang berada di wilayah konflik.

Menurut Zelensky, warga Tiongkok tersebut direkrut melalui iklan, termasuk di media sosial.

Tiongkok secara konsisten membantah keterlibatan apa pun dalam perang ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, mengatakan klaim tersebut tidak berdasar.

“Pemerintah Tiongkok selalu menginstruksikan warganya untuk menjauhi daerah konflik bersenjata dan menghindari keterlibatan dalam konflik dalam bentuk apa pun, terutama tidak ikut serta dalam operasi militer pihak mana pun,” ujar Lin.

Dokumen dari lembaga keamanan Ukraina yang dilihat oleh CNN mengklaim berisi daftar lebih dari 150 warga Tiongkok yang telah bertugas di angkatan bersenjata Rusia. Sebagian besar dari mereka disebut berada pada posisi militer paling rendah. Kontrak mereka bertanggal tahun 2024 dan tersebar di berbagai unit militer.

CNN belum dapat memverifikasi keaslian daftar tersebut.

“Kami masih mengumpulkan informasi dan yakin bahwa jumlahnya lebih banyak,” ujar Zelensky. Ia juga mengklaim pemerintah Tiongkok mengetahui adanya video perekrutan yang dipasang Rusia di jejaring sosial Tiongkok.

“Mereka datang ke Rusia, ke Moskow. Pemeriksaan medis berlangsung 3–4 hari. Pelatihan militer memakan waktu 1–2 bulan. Kemudian mereka berperang di wilayah Ukraina,” tambahnya.

Saat ditanya apakah kehadiran warga negara Tiongkok di Ukraina merupakan bagian dari kebijakan resmi Beijing, Zelensky menjawab:

“Saya belum punya jawaban untuk itu. Layanan Keamanan Ukraina (SBU) akan menyelidikinya … Kami tidak menyatakan ada perintah resmi dari siapa pun, karena kami belum memiliki informasi tersebut.”

Sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada 2022, warga dari beberapa negara seperti Inggris dan Amerika Serikat diketahui menjadi sukarelawan untuk bertempur bersama pasukan Ukraina — meskipun pemerintah mereka tidak menganjurkan hal itu. Beberapa di antaranya telah gugur di garis depan. CNN sebelumnya melaporkan bahwa kedutaan Ukraina membantu merekrut pejuang asing.

Warga Tiongkok Ditangkap dan Ingin Jadi Warga Negara Rusia

Tudingan tentang warga Tiongkok yang bertempur bersama Rusia ini muncul setelah Ukraina mengklaim menangkap dua warga Tiongkok di wilayah timur Ukraina. Zelensky menyatakan pasukan Ukraina di wilayah Donetsk berhasil mendapatkan dokumen, kartu bank, dan data pribadi mereka.

Pada Rabu, Zelensky menambahkan Ukraina bersedia menukar dua orang tersebut dengan tawanan perang asal Ukraina. Sementara itu, juru bicara Kremlin menolak memberikan komentar atas klaim penangkapan warga Tiongkok tersebut. Beijing mengatakan masih melakukan verifikasi situasi dengan Ukraina.

Menurut pihak militer Ukraina, salah satu dari warga Tiongkok yang tertangkap membayar agar bisa bergabung dengan tentara Rusia melalui perantara di Tiongkok. Motivasinya adalah untuk menjadi tentara dan mendapatkan kewarganegaraan Rusia.

“Menurut tahanan, ia membayar 300.000 rubel (sekitar US$3.500) untuk bergabung dengan angkatan bersenjata Rusia,” ujar Departemen Komunikasi Kelompok Taktis Operasional Luhansk.

“Ia mengatakan motivasi utamanya adalah menjadi tentara dan memperoleh kewarganegaraan Federasi Rusia. Ia juga menyebutkan beberapa anggota kelompok memiliki masalah hukum di Tiongkok,” menurut pernyataan kepada media Ukraina, Ukrainska Pravda.

Warga tersebut dilaporkan menjalani pelatihan militer di wilayah Luhansk yang saat ini dikuasai Rusia. Pelatihan dilakukan tanpa penerjemah, hanya mengandalkan isyarat tangan dan aplikasi penerjemah di ponsel.

Individu tersebut ditangkap ketika kelompok penyerang Rusia memutuskan menyerah di bawah tembakan pasukan Ukraina.

“Orang ini sekarang bekerja sama dengan lembaga investigasi Ukraina. Identitas dan kewarganegaraannya telah dikonfirmasi. Ia mengatakan keluarganya mengetahui niatnya pergi ke Rusia, meskipun secara resmi ia melakukan perjalanan sebagai turis,” ujar pernyataan itu. (CNN/Z-2)

Read Entire Article
Global Food