Waspadai Skoliosis pada Anak, Ini Gejala dan Cara Penanganannya

7 hours ago 3
Waspadai Skoliosis pada Anak, Ini Gejala dan Cara Penanganannya Ilustrasi(freepik)

SKOLIOSIS pada anak sering kali tidak menunjukkan gejala pada awalnya. Sehingga banyak kasus yang terdeteksi setelah kelengkungan tulang belakang semakin jelas.

Jika tidak ditangani secara dini, skoliosis dapat mengganggu proses tumbuh kembang anak. Skoliosis merupakan kelainan pada tulang belakang yang menyebabkan tulang melengkung ke samping. Kondisi ini tidak hanya dialami remaja atau orang dewasa, juga dapat muncul sejak masa kanak-kanak.

Beberapa tanda skoliosis yang bisa dikenali antara lain bahu yang terliat tidak sejajar, tulang belikat yang tidak simetris, salah satu lengan tampak lebih panjang saat berdiri tegak, dan pinggul yang tidak rata.

Penyebab skoliosis pada anak serta jenisnya

Skoliosis pada anak dapat muncul sejak lahir atau saat masa pertumbuhan. Berdasarkan penyebabnya, skoliosis terbagi menjadi beberapa jenis:

1. Skoliosis neuromuskular

Terjadi akibat gangguan pada sistem saraf dan otot seperti cerebral palsy, miopati, atau spina bifida. Gangguan ini menyebabkan otot punggung menjadi lemah, kaku, atau lumpuh, sehingga tidak mampu menopang tulang belakang dengan baik, yang kemudian menimbulkan lengkungan.

2. Skoliosis kongenital

Jenis ini terjadi karena tulang belakang bayi tidak terbentuk sempurna saat masih dalam kandungan. Faktor risiko bisa berasal dari kondisi ibu selama kehamilan, seperti diabetes gestasional, kekurangan oksigen (hipoksia), atau paparan asap rokok yang mengandung karbon monoksida.

3. Skoliosis idiopatik

Sesuai namanya, idiopatik yang berarti ”tidak diketahui”, skoliosis jenis ini belum diketahui penyebab pastinya. Namun, jenis ini paling sering ditemukan dan cenderung menurun dalam keluarga. Skoliosis idiopatik lebih banyak dialami oleh anak perempuan dibanding laki-laki.

Cara penanganan skoliosis pada anak

Sebelum menentukan tindakan, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan fisik dan rontgen tulang belakang untuk mengukur tingkat kelengkungan dengan sudut Cobb.

Pada skoliosis ringan, umumnya tidak diperlukan terapi khusus, tetapi kondisi anak akan dipantau secara berkala melalui pemeriksaan rutin. Jika derajat kelengkungan tergolong sedang atau berat, beberapa metode berikut dapat dilakukan:

1. Terapi fisik

Bertujuan memperkuat otot punggung, meningkatkan fleksibilitas, serta membantu anak mengenali dan menjaga postur tubuh yang benar agar lengkungan tidak bertambah parah.

2. Penyangga punggung (brace)

Digunakan untuk memperlambat atau menghentikan peningkatan kelengkungan tulang belakang. Alat ini dipasang di tubuh bagian atas dan dikencangkan sesuai kebutuhan.

3. Casting (gips)

Mtode ini menjadi alternatif bagi anak yang tidak dapat menggunakan brace. Gips dibuat sesuai bentuk tubuh bagian atas dan diganti setiap dua hingga tiga bulan untuk menyesuaikan pertumbuhan tulang.

4. Operasi (spinal fusion)

Diperlukan pada skoliosis berat dengan lengkungan lebih dari 45 derajat. Operasi ini bertujuan meluruskan serta menstabilkan tulang belakang. Dalam waktu 6-12 bulan pasca operasi, tulang belakang akan menyatu dan kembali ke posisi yang lebih normal.

Penanganan dini sangat penting agar skoliosis tidak menimbulkan komplikasi. Jika lengkungan semakin parah, ruang di dalam rongga dada dapat berkurang dan mengganggu fungsi paru-paru maupun organ lain. Karena itu, jika anak menunjukkan tanda-tanda skoliosis, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter agar mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. (alodokter/Z-2)

Read Entire Article
Global Food