
WAKIL Menteri Perindustrian, Faisol Riza mengatakan, saat ini Bangsa Indonesia tengah berusaha keras untuk menegakkan kedaulatan industri melalui cara hilirisasi.
Mewakili Pimpinan Pusat (PP) Kagama, Faisol Riza menjelaskan, hilirisasi ini menyangkut persoalan nilai tambah ekonomi dan sekaligus martabat ilmu pengetahuan dan penguasaannya.
“Kita ingin agar sumber daya Indonesia diolah dengan kecerdasan anak bangsa sendiri, bukan hanya diekspor sebagai bahan mentah. Di sinilah kontribusi nyata para lulusan Pascasarjana sangat dibutuhkan,” katanya, Rabu (22/10).
Di hadapan 2.335 wisudawan Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Wamen Perindustrian menyampaikan haralapannya, kampus melakukan berbagai penelitian yang hasilnya aplikatif dan mampu memecahkan permasalahan riil yang dihadapi oleh industri serta menciptakan solusi di masyarakat.
Mahasiswa katanya dapat dilibatkan dalam penelitian terapan yang relevan dengan kebutuhan industri. “Diharapkan nantinya peran besar lulusan dalam mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi industri. Lulusan perguruan tinggi juga dapat merumuskan solusi berbasis ilmu pengetahuan. Karena itu, jadilah jembatan yang mampu menghubungkan teori di kampus dengan praktik di lapangan,” terangnya.
Wisuda lulusan Sekolah Pascasarjana kali ini sebanyak 2.335 lulusan Program Pascasarjana, terdiri atas 2.028 lulusan Program Magister (S2), termasuk 6 wisudawan diantaranya adalah warga negara asing, 102 lulusan Program Spesialis, 12 lulusan Program Subspesialis, dan 193 lulusan Program Doktor (S3), termasuk 1 wisudawan diantaranya adalah warga negara asing.
Prosesi wisuda Program Pascasarjana Periode I Tahun Akademik 2025/2026 dilaksanakan selama 2 (dua) hari. Prosesi wisuda hari pertama, Selasa (21/10), UGM mewisuda mewisuda 1.241 lulusan dari 10 fakultas yaitu Fakultas Kehutanan, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Fakultas Filsafat, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Pertanian, Fisipol, Fakultas Geografi, dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Sedangkan di hari kedua, Rabu (22/10), UGM kembali mewisuda 1.094 lulusan.
Rektor UGM Prof. Ova Emilia dalam pidatonya mengatakan pendidikan tinggi memegang peran strategis sebagai pusat riset dan inovasi sekaligus sebagai pencetak SDM unggul dan terampil di bidang teknologi. Sebagai institusi pendidikan tinggi, UGM disebutnya memiliki mandat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berdampak bagi masyarakat termasuk menyiapkan talenta unggul masa depan yang kompeten dan memiliki integritas profesi, serta bekal nilai etik dan tanggung jawab profesional.
“Belajar di institusi pendidikan Tinggi bukan sekedar untuk menjadi lulusan dengan pendalaman bekal keterampilan maupun pengetahuan, namun juga harus menjadi lulusan yang berkarakter, adaptif, dan berdaya saing, sekaligus mampu menjadi subjek berdampak untuk memecahkan permasalahan bangsa,” ujarnya di Grha Sabha Pramana.
Rektor mengaku bangga atas berbagai prestasi yang berhasil diraih selama bulan September 2025 diantaranya 14 peneliti UGM yang berasal dari Fakultas Farmasi, Fakultas Geografi, Sekolah Vokasi, Fakultas Teknik, Fakultas Kehutanan, FMIPA, Fakultas Kedokteran Gigi, dan FKKMK berhasil masuk daftar 2 persen top scientist dunia 2025 versi Stanford University.
Sedang di bulan Oktober 2025 ini, UGM berhasil pula meraih penghargaan tingkat nasional berupa Mandaya Award dari Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat RI atas kontribusi UGM dalam menghadirkan program pemberdayaan masyarakat yang inovatif dan berkelanjutan.
Sebagai bentuk komitmen UGM dalam menjaga mutu pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat di bidang bahasa dan sastra tingkat internasional, UGM juga berhasil menempati peringkat pertama dalam Indonesia’s 68 Best Literature Universities dalam pemeringkatan Edurank University Ranking 2025. Program Studi Magister Agama dan Lintas Budaya (ALB) atau Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS), Sekolah Pascasarjana UGM juga berhasil meraih akreditasi Internasional Premium Quality Seal dari Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA).
“Dengan pencapaian ini tentu menegaskan posisi CRCS UGM sebagai prodi yang konsisten dalam membangun jembatan pengetahuan lintas disiplin terkait agama dan budaya di tingkat internasional, dan berbagai keberhasilan pencapaian prestasi UGM di tingkat nasional maupun internasional ini menjadi wujud nyata bahwa universitas telah memenuhi standar tinggi di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat termasuk dalam memperkuat jejaring kemitraan lintas sectoral,” jelasnya. (H-2)