Wabah DBD dan Chikungunya Mengancam Kabupaten Kudus

2 weeks ago 13
Update Informasi Malam Cermat Non Stop
Wabah DBD dan Chikungunya Mengancam Kabupaten Kudus Bupati Kudus Sam'ani Intakoris menengok pasien Demam Berdarah Dengue di rumah sakit.(MI/AKHMAD SAFUAN)

DEMAM Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya menjadi ancaman serius di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, ratusan warga telah menjadi korban bahkan diantaranya meninggal dunia akibat serangan penyakit tersebut hingga saat ini.

Pemantauan Media Indonesia Rabu (16/4) Kadus DBD dan Chikungunya masih meresahkan warga Kabupaten Kudus, intensitas hujan yang masih tinggi dan banyaknya genangan air menjadikan warga di daerah tersebut khawatir akan menjadi wabah, karena sudah ratusan warga terpapar dan diantaranya meninggal dunia.

Di sejumlah rumah sakit puluhan pasien dirawat akibat dua penyakit diakibatkan gigitan nyamuk tersebut, seperti di Rumah Sakit Islam (RSI) Sunan Kudus umpamanta sejak awal tahun telah merawat puluhan pasien DBD dan empat pasien diantaranya meninggal dunia, hal ini belum termasuk rumah sakit lainnya.

"Kalau dihitung sejak akhir tahun lalu jumlah pasien DBD ada 221 pasien dengan jumlah meninggal 15 orang," kata Direktur RSI Sunan Kudus Ahmad Syaifuddin Rabu (16/4).

Hal serupa juga diungkapkan Bidan Desa Rendeng, Kecanatan Kudus Kota Miftakhatun Ni’mah bahwa serangan demam berdarah dengue sudah mulai terjadi sejak akhir tahun lalu, bahkan semakin meningkat memasuki awal tahun hingga sekarang, bahkan sejumlah warga terserang penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti itu meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Andini Aridewi membenarkan masih tingginya serangan DBD dan cikungunya di daerah ini, berdasarkan data yang masuk selama tahun 2024 jumlah warga terserang DBD telah mencapai 276 kasus tersebar di sembilan kecamatan di Kabupaten Kudus.

Sejak awal tahun ini, lanjut Andini Aridewi, kasus DBD di Kabupaten Kudus juga masih tinggi dan berujung kematian, sehingga diminta kepada warga untuk mewaspadai kondisi ini dengan tetap menjaga kebersihan lingkungan serta melaksanakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan gerakan 3M.

Selain serangan DBD, ungkap Andini Aridewi, saat ini juga muncul wabah chikungunya yang berlangsung sejak awal tahun, pada Maret lalu terdapat 36 warga terkonfirmasi cikungunya dan pada April ini tercatat 12 kasus "Meskipun tidak termasuk mematikan namun perlu dilakukan kewaspadaan tinggi," imbuhnya.

Menurut Andini Aridewi masyarakat masih perlu edukasi terkait gejala-gejala penyakit yang sering timbul di kalangan masyarakat, termasuk gejala yang ditimbulkan dari virus chikungunya yang dinilai serupa dengan gejala demam pada umumnya, meskipun chikungunya memiliki gejala spesifik berupa nyeri persendian, hingga mengakibatkan sakit luar biasa.

"Penyakit Chikungunya merupakan jenis penyakit yang bisa sembuh sendiri dengan catatan kondisi daya tahan tubuh pasien yang terpapar dalam kondisi baik, keski angka kematiannya tidak lebih dari 1 persen," ujarnya.(H-2)

Read Entire Article
Global Food