Tips Atur Keuangan anti FOMO dari Herjunot Ali dan Raline Shah

Jakarta, Insertlive -

Fenomena fear of missing out (FOMO) terjadi saat seseorang merasa takut ketinggalan jika tidak mengikuti tren di kalangan masyarakat. Bahayanya, perasaan FOMO bisa membawa seseorang terjerat gaya hidup hedonisme.

Gaya hidup menjebak seperti ini sebaiknya dihindari, karena akan berdampak terhadap keuangan. Maka sudah sepatutnya kita perlu meningkatkan pemahaman dalam mengelola keuangan.

Untuk itu, Trans Media Group dengan dukungan penuh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menggelar LPS Financial Festival 2025 di Surabaya dan Medan.

Aktor sekaligus Industry Specialist Film Investment, Herjunot Ali, turut hadir dalam acara tersebut dan berbagi pesan tentang fenomena gaya hidup hedon.

Menurutnya, ketika seseorang tidak melek soal literasi keuangan, maka yang akan terjadi adalah lebih besar pasak daripada tiang. Apalagi, masifnya penggunaan media sosial pada masa kini membuat sebagian masyarakat semakin sulit terhindar dari gaya hidup hedon.

"Karena maksudnya setiap hari itu kan kita lihat siapa beli mobil baru, oh dia bisa liburan terus. Waktu saya zaman masih muda, juga kayak gitu, terpengaruh sama keadaan gitu, padahal sebenarnya nggak mampu-mampu banget," ungkap Herjunot di sesi Educational Class LPS Financial Festival 2025 dengan Bank Mandiri, di Regale International Convention Center, Medan, dikutip Jumat (22/8).

Herjunot blak-blakan pernah mengalami kesalahan dalam mengelola keuangan. Dari pengalaman tersebut, ia berpesan agar masyarakat segera mulai menabung atau melakukan investasi. Apalagi, menabung di bank sekarang sudah aman karena dijamin oleh LPS.

Bintang film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck itu menambahkan, generasi muda sebenarnya tidak perlu takut mengambil keputusan finansial yang salah. Sebab, semakin banyak membuat kesalahan, semakin matang juga pemahaman finansial yang didapat.

Raline Shah, aktris yang kini menjadi Staf Khusus Komdigi juga memaparkan pendapatnya tentang gaya hidup hedon.

Ia menjelaskan bahwa kebutuhan setiap manusia terbagi menjadi tiga jenis, yakni primer, sekunder, dan tersier. Raline menyebut orang yang sudah paham tentang klasifikasi kebutuhan tersebut, akan lebih mudah mengatur keuangannya berdasarkan skala prioritas.

"Jadi sebelum spending, biasanya aku selalu merasa shopping itu bikin aku agak stres. Soalnya kayak, oke aku selalu mikir, 'ini kebutuhan apa sih? Ini kebutuhan tersier, kebutuhan sekunder, yang pertama udah terpenuhi nggak?' Jadi kita harus bisa mengkotakkan itu," jelas Raline Shah.

(KHS/fik)