
PAKAR ekologi dan manajemen lanskap IPB University, Hadi Susilo Arifin mengapresiasi PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) yang tahun ini kembali meraih penghargaan Proper Biru untuk ke-12 kalinya karena menerapkan prinsip keberlanjutan dan ekonomi sirkular.
Penghargaan tersebut berhasil diraih berkat inovasi teknologi melalui kerja sama dengan perusahaan Eropa, dalam mendukung rencana perusahaan untuk memproduksi gulungan canai panas (hot rolled coils/HRC) tanpa emisi karbon pada 2027 nanti. ”Ini bagus dan perlu ditiru. Industri seharusnya seperti itu. Apalagi perusahaan sudah menerapkan ekonomi sirkular,” kata Hadi, Minggu (20/4).
Hadi juga mengapresiasi upaya GRP yang konsisten melakukan penghijauan di area pabrik. Seperti dikutip dari data laporan keberlanjutan perusahaan, hingga akhir 2023, GRP menanam lebih dari 9.000 pohon dari 78 varietas. Upaya itu bisa menjaga kualitas udara dan menciptakan lingkungan sehat bagi karyawan dan masyarakat sekitar. Ia menguraikan, proses fotosintesis pohon-pohon besar di area pabrik GRP akan menyerap CO2 sehingga mengurangi emisi karbon.
”Semakin banyak ruang terbuka hijau, semakin besar pepohonan, pasti emisi karbonnya akan berkurang. Apalagi kalau yang ditanam jenis fast growing, yang tumbuh cepat. Pohon seperti ini mengindikasikan bahwa penyerapan CO2-nya bagus,” jelas Hadi.
Hadi juga menyebut keberadaan berbagai sarana olah raga yang dibangun perusahan dalam lingkungan kantor turut dapat berpengaruh positif. ”Itu bagus. Apalagi misalnya ada tempat olahraga outdoor atau taman-taman, bisa menjadi rekreasi buat karyawan. Dengan begitu, karyawan juga sehat, baik fisik maupun jiwa,” imbuhnya.
Hadi pun juga mendukung langkah perusahaan yang menggunakan panel surya pada atap yang terpasang di area operasi perusahaan. Seperti dikutip dari laman The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA), GRP mengoperasikan salah satu rooftop solar panel terbesar di Jawa Barat dengan total kapasitas 9,3 MWp. Inisiatif ini dapat mengurangi 47.400 ton CO2 per tahun.
Di sisi lain, Hadi sependapat dengan komitmen perusahaan membantu meningkatkan taraf hidup termasuk kesejahteraan dan kesehatan masyarakat sekitar pabrik. Termasuk perbaikan jalan untuk meningkatkan roda ekonomi dan pemberantasan sarang nyamuk penyebab demam berdarah.
Bahkan, keberadaan perusahaan yang mampu menyerap ribuan tenaga kerja di sekitar, juga dinilai berperan dalam meningkatkan kesejahteraan dan menggerakkan roda ekonomi masyarakat. ”Artinya, perusahaan tidak seperti menara gading. Karena perusahaan berlokasi di Cikarang, masyarakat itu yang diutamakan,” pungkas Hadi.
Terpisah, pengamat Ekonomi Sumber Daya Lingkungan IPB University Sri Mulatsih mengapresiasi komitmen GRP pada lingkungan dan keberlanjutan, termasuk peluncuran buku panduan ESG (ESG Strategy Handbook) pada 2022. Sri juga sependapat dengan penggunaan dan pemasangan panel surya atap, dan penggunaan scrap dalam mendukung ekonomi sirkular perusahaan.
Melalui berbagai upaya itu, jelas Sri, GRP bisa dikategorikan sebagai green industry dan bisa menjadi benchmark bagi industri lain. "Dalam jangka panjang, upaya perusahaan dinilai bisa menjadikan nilai tambah dan meningkatkan daya saing. Apalagi, dalam proses produksi, GRP juga menerapkan konsep ekonomi sirkular," tandasnya. (E-2)