Selular.id – Google mengaktifkan peringatan darurat banjir (flood alert) untuk empat wilayah di Sumatera Utara yang terdampak bencana alam.
Fitur ini muncul secara otomatis ketika pengguna mencari informasi terkait banjir di Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan melalui mesin pencari Google.
Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi sejak Senin (24/11/2024) hingga Selasa (25/11/2025) ini diduga dipicu cuaca ekstrem akibat pengaruh dua sistem cuaca signifikan, yaitu Siklon Tropis KOTO dan Bibit Siklon 95B. Google merespons cepat dengan menampilkan flood alert yang dilengkapi peta titik lokasi terdampak.
Pantauan Selular.id, Jumat (28/11/2025), menunjukkan flood alert tersebut ditandai dengan ikon peringatan berwarna merah di hasil pencarian Google.
Sistem ini juga menampilkan berita terkini tentang banjir Sibolga dari berbagai sumber media lokal dan internasional, memberikan akses informasi yang komprehensif bagi pengguna.
Google turut menyediakan bagian “General Info” yang berisi peta gambaran titik atau area terdampak.
Ketika pengguna mengetuk opsi “View map”, halaman akan dialihkan ke tampilan Google Maps di browser.
Pengguna langsung dapat melihat enam titik banjir di wilayah Sibolga dan Tapanuli yang ditandai dengan ikon merah bergelombang sebagai penanda lokasi darurat.
Menurut data yang terlihat di Maps, setiap titik ditandai sebagai area terdampak banjir meskipun belum dilengkapi foto kondisi terkini.
Saat dibuka melalui Street View, gambarnya masih menampilkan kondisi normal karena menggunakan dokumentasi lama, bukan foto real-time.
Google mencantumkan keterangan bahwa pembaruan terakhir titik banjir terjadi pada Rabu (26/11/2025).
Fitur SOS Alerts Google untuk Tanggap Darurat
Flood alert yang muncul di Search dan Maps merupakan bagian dari program Google SOS Alerts, yaitu fitur yang dirancang khusus untuk memberikan informasi darurat yang mudah diakses selama terjadi krisis.
Menurut laman Support Google untuk pertanyaan yang paling sering ditanya (FAQ) tentang SOS Alerts, Google memiliki setidaknya tiga jenis peringatan, yakni Flood Alert untuk banjir, Fire Alert untuk kebakaran hutan, dan Excessive Heat Warnings untuk gelombang panas ekstrem.
Google menjelaskan bahwa SOS Alerts memanfaatkan konten dari lembaga pemerintah, organisasi kemanusiaan, media terpercaya, serta data internal dari Google News, Google Maps, dan Waze.
Informasi yang disajikan bisa berupa peta area terdampak, nomor darurat, situs resmi, berita terkini, hingga opsi donasi tergantung lokasi pengguna.
Di bagian bawah alert, Google menyediakan tautan “bantuan dan informasi” yang merujuk ke sumber resmi seperti BMKG, BNPB, dan lembaga terkait lainnya.
Fitur ini memungkinkan pengguna mengakses informasi valid dari institusi berwenang secara langsung.
Mekanisme Aktivasi dan Penyebaran Informasi
Google memutuskan untuk menayangkan SOS Alert berdasarkan beberapa faktor, termasuk ketersediaan informasi resmi, dampak di lapangan, serta situasi konektivitas internet di wilayah terdampak.
Fitur ini dapat muncul untuk siapa saja yang mencari kata kunci terkait krisis, seperti “banjir Sibolga”, “banjir Tapanuli”, “banjir Sumatera Utara”, atau “North Sumatra floods”.
Jika pengguna berada dekat lokasi bencana dan mengaktifkan lokasi pada aplikasi Google, notifikasi darurat dapat muncul langsung di layar perangkat.
Mekanisme ini mirip dengan sistem yang pernah diterapkan platform lain, seperti layanan siaga Twitter untuk keadaan darurat di Inggris.
Flood alert dan peta titik banjir ini juga bisa dibagikan langsung ke media sosial, WhatsApp, dan platform lainnya.
Kemudahan berbagi informasi ini membantu pengguna menyebarkan informasi darurat ke keluarga atau komunitas lokal dengan cepat dan efisien.
Respons teknologi dalam menghadapi bencana alam semakin menunjukkan pentingnya kolaborasi antara platform digital dengan otoritas setempat.
Seperti yang terjadi di Jepang, operator telekomunikasi bersatu dalam sistem tanggap bencana yang terintegrasi.
Di Indonesia, upaya pemulihan pascabencana juga melibatkan operator telekomunikasi. Telkomsel bersama IOH berkolaborasi mempercepat pemulihan jaringan di wilayah Sumatera yang terdampak bencana.
Sinergi antara teknologi informasi dan telekomunikasi menjadi krusial dalam situasi darurat.
Pengembangan jaringan keselamatan publik yang terintegrasi semakin relevan dengan munculnya fitur-fitur digital seperti Google SOS Alerts.
Sistem ini tidak hanya membantu dalam penanganan darurat tetapi juga menjadi bagian penting dalam membangun smart city yang responsif terhadap bencana.
Kehadiran flood alert Google untuk banjir Sumatera Utara menunjukkan bagaimana platform teknologi global dapat berkontribusi dalam mitigasi bencana di tingkat lokal.
Meskipun fitur ini belum sempurna – seperti keterbatasan gambar real-time di Street View – kehadirannya memberikan nilai tambah dalam sistem peringatan dini dan penyebaran informasi darurat.
Perkembangan teknologi tanggap bencana seperti ini membuka peluang untuk integrasi yang lebih baik dengan sistem nasional, terutama dalam hal pembaruan data real-time dan koordinasi dengan instansi terkait.
Kolaborasi multipihak antara platform teknologi, operator telekomunikasi, dan pemerintah daerah akan semakin mengoptimalkan manfaat sistem peringatan dini digital di masa depan.
































