Banyumas Kekurangan Tenaga Muda Sektor Pertanian

1 week ago 9
Portal Liputan Petang Viral Non Stop
Banyumas Kekurangan Tenaga Muda Sektor Pertanian Gerakan tanam padi serentak di Banyumas, Jawa Tengah.(MI/Lilik Darmawan)

PEMKAB Banyumas, Jawa Tengah, terus menggalakkan program ketahanan pangan nasional dengan mengambil bagian dalam Gerakan Menanam Padi Serentak di 14 Provinsi bersama Presiden Prabowo Subianto. Meski demikian, sektor pertanian di wilayah ini menghadapi tantangan serius, terutama minimnya keterlibatan generasi muda dalam dunia pertanian.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan-KP) Banyumas, Jaka Budi Santosa, mengungkapkan bahwa keterbatasan tenaga kerja muda mendorong pemerintah daerah untuk mempercepat transformasi pertanian berbasis teknologi.

Tenaga muda di sektor pertanian sangat terbatas. Maka kami arahkan pada sistem mekanisasi dan meninggalkan pola tradisional menuju pertanian cerdas (smart farming),” ujar Jaka usai mengikuti penanaman padi serentak yang dipusatkan di Desa Tambaksari, Kecamatan Kembaran, Rabu (23/4).

Ia menambahkan, langkah ini menjadi peluang emas bagi generasi muda untuk menjadi petani milenial yang mengedepankan efisiensi dan nilai ekonomi tinggi. Pemerintah daerah siap mendukung dengan penyediaan alat seperti transplanter dan mesin panen (combine harvester).

Selain itu, Dinpertan-KP juga akan mengembangkan pertanian pintar dengan fokus pada komoditas bernilai jual tinggi. Dalam rangka mendukung program swasembada pangan nasional, Kementerian Pertanian menetapkan target luas tanam (LTT) di Banyumas tahun 2025 sebesar 75.731 hektare.

“Untuk April, target tanam 12.935 hektare dan hingga hari ini baru terealisasi 6.362 hektare. Mei nanti ditargetkan seluas 10.000 hektare, sementara untuk musim tanam kedua yang berlangsung April hingga September, diperkirakan bisa mencapai 30.000 hektare,” jelas Jaka.

Ia menyebut, hingga akhir April, masih terdapat sekitar 2.000 hingga 3.000 hektare sawah yang sedang dalam masa panen. Karena itu, petani yang telah memanen diminta segera mengolah lahan guna mempercepat musim tanam berikutnya, khususnya di area sawah tadah hujan.

“Saat ini ada sekitar 6.000 hektare sawah tadah hujan. Dengan cuaca yang masih mendukung, kami optimistis percepatan tanam bisa terealisasi,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Banyumas, Dwi Asih Lintarti, berharap gerakan tanam serentak ini menjadi pendorong utama tercapainya ketahanan pangan nasional. Ia menilai kegiatan tersebut juga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian.

“Ini gerakan positif yang memotivasi petani, tidak hanya di Banyumas tapi juga di daerah lain. Bertani adalah profesi yang menjanjikan, apalagi dengan harga gabah yang semakin baik dan kepastian pasar yang tersedia,” kata Dwi Asih.

Ia mengakui, menurunnya jumlah petani menjadi tantangan tersendiri bagi sektor pertanian, sebab tenaga kerja untuk menanam dan merawat sawah makin sulit dicari.

“Bukan hanya di sini, di banyak daerah juga mengalami hal serupa. Harapan kami, lewat gerakan seperti ini, anak-anak muda mulai melirik kembali profesi petani,” tambahnya. (LD/E-4)

Read Entire Article
Global Food