Setiap Orang di Indonesia Hadapi 10 Spam Call Tiap Bulan

4 weeks ago 17

Selular.ID – Setiap satu orang pengguna seluler di Indonesia menerima 10 panggilan tidak dikenal atau telepon spam (spam call) setiap bulannya. Hal tersebut berdasarkan temuan Global Call Threat Report kuartal keempat 2023 dari Hiya, perusahaan keamanan digital yang berbasis di Amerika Serikat (AS).

Indonesia bahkan menempati urutan puncak dalam daftar tingkat panggilan spam tertinggi sepanjang periode Oktober hingga Desember 2023, dengan skor 61%, melampaui Hong Kong (60%) dan Filipina (36%).

Telepon tidak dikenal atau telepon spam kerap dialami pengguna seluler dengan tujuan promosi, penipuan, atau penyebaran malware. Situasi yang buat resah, pasalnya informasi yang disampaikan nomor yang tidak dikenal menjadi tidak relevan atau tidak diinginkan.

Berdasarkan data yang dihimpun, sebanyak 141 juta panggilan spam tercatat selama periode Oktober hingga Desember 2023 di Indonesia. Dari jumlah itu, 96,95% tergolong sebagai panggilan mengganggu, sementara 3,05% atau sekitar 4,4 juta panggilan termasuk dalam kategori penipuan.

Selain itu, rata-rata pengguna di Indonesia menerima 10 panggilan spam per bulan. Dari total panggilan spam, sebanyak 59% diklasifikasikan sebagai panggilan mengganggu (misalnya penawaran produk atau jasa yang tidak diinginkan), 2% berupa upaya penipuan, dan sisanya merupakan panggilan lainnya.

Baca juga: Indonesia Peringkat Dua Dunia Masalah Spam Call, Begini Komentar Komdigi

Angka ini juga membuat Indonesia menjadi negara pertama tingkat spam tertinggi di dunia, sekaligus mengalahkan Chile (59%) yang pada kuartal III-2023 mencapai 57%, sementara Indonesia saat itu berada di posisi kedua dengan sebanyak 56,5% panggilan spam.

Tingkat Panggilan Spam Tertinggi di Kawasan Asia/Pasifik Kuartal IV-2023:

  1. Indonesia : 61%
  2. Hong Kong : 60%
  3. Filipina : 36%
  4. Australia : 28%
  5. Singapura : 27%
  6. Malaysia : 19%
  7. Turki : 17%
  8. Thailand : 16%
  9. India : 12%
  10. Israel : 10%.
Tanggapan Pemerintah Indonesia

Maraknya telepon spam ini menjadikan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berencan menyusun aturan baru untuk menekan lonjakan panggilan spam, khususnya yang mengarah pada penipuan digital.

Menteri Meutya Hafid sebut, pihaknya akan memperketat tata kelola kartu SIM untuk menekan penyalahgunaan nomor telepon, sejalan dengan kian maraknya jumlah panggilan tidak dikenal atau telepon spam.

“Jadi ketika kita mengatur (soal SIM) itu bukan ingin menyulitkan masyarakat, diantaranya kita meminta kepada operator untuk menegakkan bahwa per-NIK itu maksimal tiga, itu harus dilakukan pemutahiran data oleh operator,” jelas Meutya, Kamis (15/5/2025).

Kementerian Komdigi disebutnya menargetkan aturan ini mulai berlaku dalam waktu dekat, untuk memastikan perlindungan lebih baik terhadap masyarakat dari potensi kerugian akibat penipuan digital.

Baca juga: Enam Grup Facebook Kena Blokir Komdigi, Ini Alasannya

Lebih lanjut, Komdigi juga mendorong masyarakat, khususnya pengguna ponsel dengan fitur embedded Subscriber Identity Module (eSIM) untuk beralih ke teknologi tersebut.

Meski tidak bersifat wajib, migrasi ke eSIM dinilai dapat meningkatkan keamanan data pengguna karena proses verifikasi identitas menggunakan data biometrik, Meutya menjelaskan.

Berdasarkan data pemerintah, terdapat sekitar 315 juta kartu SIM yang beredar di Indonesia, sementara jumlah penduduk saat ini sekitar 280 juta jiwa.

Oleh karena itu, Meutya menilai perlu ada evaluasi menyeluruh terhadap selisih jumlah tersebut, termasuk potensi penyalahgunaan.

Adapun terkait asal usul spam call, Meutya mengatakan pihaknya masih menelusuri lebih lanjut. “Kita sedang kerjasama dengan operator, jadi data-data SIM card itu yang kita lakukan juga, kita mendorong operator untuk melakukan pendataan ulang, pemutahiran data. Kalau mereka menemukan ada satu NIK dengan banyak nama, ya harus dibereskan.”

Ia menambahkan bahwa operator seluler akan diminta memberikan laporan berkala terkait kepatuhan terhadap kebijakan pembatasan SIM card.

Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News

Read Entire Article
Global Food