PBB: Rekonstruksi Jalur Gaza Diperkirakan Capai Rp867 Triliun

3 months ago 34
 Rekonstruksi Jalur Gaza Diperkirakan Capai Rp867 Triliun Warga palestina sedang duduk di antara reruntuhan bangunan setelah serangan Israel ke kota Gaza, Palestina.(Anadolu)

SEBUAH laporan PBB memperkirakan bahwa kebutuhan pemulihan dan rekonstruksi di Jalur Gaza akan menelan biaya lebih dari US$53 miliar (Rp867 Triliun), dengan kebutuhan jangka pendek dalam tiga tahun pertama mencapai US$20,568 miliar.

"Laporan tersebut memperkirakan kebutuhan pemulihan dan rekonstruksi dalam jangka pendek, menengah, dan panjang di Jalur Gaza sebesar US$53,142 miliar. Dari jumlah tersebut, kebutuhan jangka pendek dalam tiga tahun pertama diperkirakan sekitar $20,568 miliar," kata laporan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres seperti dilansir dari Anadolu, Rabu (12/2).

Sementara itu, menyoroti dampak ekonomi dan kemanusiaan yang mengerikan akibat konflik tersebut, laporan itu mencatat bahwa ekonomi Gaza diproyeksikan menyusut 83% pada tahun 2024, dengan pengangguran mencapai 80%.

"Di Wilayah Palestina yang Diduduki, kemiskinan diproyeksikan meningkat menjadi 74,3% pada tahun 2024, naik dari 38,8% pada akhir tahun 2023," kata laporan itu.

Guterres menekankan bahwa penanganan kebutuhan kemanusiaan yang mendesak sangatlah penting di kawasan tersebut.

"Dalam jangka pendek dan segera, skala krisis kemanusiaan akan membutuhkan fokus berkelanjutan pada penyediaan bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa," sebutnya.

Adapun permohonan bantuan kemanusiaan PBB sebesar US$6,6 miliar pada 11 Desember 2024, laporan itu mengatakan US$3,6 miliar dari permohonan tersebut dialokasikan untuk mengatasi kebutuhan paling kritis dari 2,1 juta warga Palestina di Gaza.

"Kebutuhan jangka pendek ini difokuskan pada penanganan kebutuhan kemanusiaan akut melalui pengiriman pasokan darurat dan penyediaan layanan penting, termasuk perlindungan, hingga layanan dan pasar lokal dipulihkan," katanya.

Laporan tersebut menekankan dua prioritas utama yang tersisa, yakni memastikan perlindungan sipil yang lebih kuat dan mengamankan akses yang aman serta tanpa hambatan terhadap bantuan.

"Dengan sebagian besar bangunan tempat tinggal rusak atau hancur, sekitar 1,13 juta orang tinggal di tempat penampungan atau tenda darurat yang tidak menyediakan perlindungan memadai," ujarnya sambil memperingatkan bahwa layanan perawatan kesehatan masih sangat tidak memadai.

Laporan tersebut juga mengingatkan atas kematian sedikitnya delapan anak di Gaza akibat hipotermia pada bulan Desember dan awal Januari.

Guterres mendesak dukungan internasional yang lebih kuat untuk memperkuat lembaga Otoritas Palestina dan mempersiapkannya untuk mengambil alih kembali pemerintahan penuh di Gaza.

"Reformasi politik, kelembagaan, dan ekonomi juga diperlukan, tetapi harus dapat dicapai dan didanai dengan baik," katanya.

Sekjen PBB juga menekankan bahwa Gaza harus tetap menjadi bagian integral dari negara Palestina, tanpa pengurangan wilayahnya dan kesatuan politik, ekonomi dan administratif penuh dengan Tepi Barat yang diduduki. (Fer/P-3)

Read Entire Article
Global Food