Obat Enzim Ini Berpotensi Balikkan Gejala Awal Parkinson

7 hours ago 2
Obat Enzim Ini Berpotensi Balikkan Gejala Awal Parkinson Ilustrasi(freepik)

PENELITI Stanford berhasil menemukan menghambat enzim LRRK2 yang terlalu aktif dapat memulihkan “antena” seluler yang hilang pada sel otak penderita Parkinson genetik—mengembalikan komunikasi dopamin yang vital serta sinyal pelindung saraf. 

Dalam studi pada tikus, perawatan selama tiga bulan dengan obat penghambat LRRK2 bernama MLi-2 menunjukkan tanda-tanda pemulihan saraf dan perbaikan fungsi otak.

Harapan Baru dari Obat Penghambat Enzim

Mutasi genetik yang menyebabkan enzim leucine-rich repeat kinase 2 (LRRK2) menjadi terlalu aktif diketahui mengganggu struktur sel otak dan merusak komunikasi antar neuron penghasil dopamin, terutama dengan area striatum, bagian otak yang berperan penting dalam pergerakan, motivasi, dan pengambilan keputusan.

Namun, melalui pengobatan menggunakan MLi-2, sebuah molekul penghambat enzim LRRK2, para peneliti melihat harapan besar. Obat ini bekerja dengan menempel pada enzim dan mengurangi aktivitasnya.

“Jika pasien dengan mutasi gen LRRK2 bisa diidentifikasi sejak dini, menghambat enzim ini dapat membantu menghentikan bahkan membalikkan perkembangan penyakit,” jelas Prof. Suzanne Pfeffer, peneliti senior dari Stanford, dalam rilis resmi.

Cilia, “Antena” Mini Sel Otak, Tumbuh Kembali

Enzim LRRK2 yang terlalu aktif menyebabkan sel kehilangan silia utama—struktur kecil seperti antena yang bertugas menerima dan mengirim sinyal kimia penting. Ketika silia hilang, komunikasi antar neuron terganggu, termasuk sinyal sonic hedgehog, yang seharusnya memicu produksi protein pelindung saraf oleh sel glia.

Kehilangan sinyal ini membuat sel-sel tersebut tidak mampu memproduksi faktor neuroprotektif, yang pada akhirnya mempercepat kematian sel.

Tim peneliti awalnya ragu apakah silia bisa tumbuh kembali pada sel dewasa yang sudah tidak membelah. Namun, setelah mencoba pengobatan selama tiga bulan, hasilnya mengejutkan:

  • Sel otak yang sebelumnya kehilangan silia menunjukkan pertumbuhan kembali hingga mendekati normal.
  • Komunikasi dopamin kembali terjalin.
  • Produksi sinyal pelindung saraf kembali aktif.
  • Indikator kepadatan ujung saraf dopamin meningkat dua kali lipat—menunjukkan pemulihan awal.

“Hasil ini sungguh mencengangkan. Kami melihat bahwa bukan hanya gejalanya dapat distabilkan, tapi juga ada potensi untuk memperbaiki kondisi pasien,” ujar Pfeffer.

Lebih dari Sekadar Parkinson Genetik

Walau fokus studi ini adalah Parkinson akibat mutasi LRRK2, Pfeffer dan timnya meyakini bahwa jenis Parkinson lain atau bahkan penyakit neurodegeneratif lainnya bisa mendapat manfaat serupa karena LRRK2 juga diketahui terlalu aktif pada beberapa pasien tanpa mutasi gen tersebut.

“Kami sangat antusias. Temuan ini menunjukkan pendekatan ini berpotensi memulihkan fungsi sirkuit saraf yang terganggu,” kata Pfeffer.

Beberapa uji klinis penghambat LRRK2 sudah berlangsung. Tim berharap hasil menggembirakan pada tikus ini dapat diterjemahkan ke manusia, terutama jika terapi dimulai sejak gejala awal Parkinson seperti gangguan penciuman, sembelit, atau gangguan tidur yang muncul bertahun-tahun sebelum tremor terlihat. (Science Daily/Z-2)

Read Entire Article
Global Food