Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan, Syawal, Zulhijah

3 months ago 35
Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan, Syawal, Zulhijah Ilustrasi.(Freepik)

PIMPINAN Pusat (PP) Muhammadiyah mengumumkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 H berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh majelis tarjih dan tajdid PP Muhammadiyah. 

Sekretaris PP Muhammadiyah M. Sayuti mengatakan terkait dengan Ramadan 1446 H pada 28 Februari 2025 ijtimak jelang Ramadan terjadi pada pukul 07.46 WIB. Tinggi bulan pada saat matahari terbenam untuk di Yogyakarta yaitu +14 derajat 11 menit 8 detik, sehingga hilal sudah wujud. 

Pada saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia, bulan berada di atas ufuk, karena itu hilal sudah wujud. "Di wilayah Indonesia pada 1 Ramadan 1446 H dengan demikian jatuh pada 1 Maret 2025," ungkapnya dalam Konferensi Pers PP Muhammadiyah tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal dan Zulhizah 1446 H, Rabu (12/2). 

Lebih lanjut, terkait dengan Syawal 1446 H pada 29 Maret 2025, ijtimak jelang Syawal 1446 H terjadi pada pukul 17.59 WIB. Tinggi bulan pada saat matahari terbenam untuk Yogyakarta yaitu -1 derajat 59 menit 4 detik, hilal belum wujud. Pada saat matahari terbenam pada 29 Maret 2025 itu di seluruh wilayah Indonesia berada di bawah ufuk, hilal belum wujud. 

"Karena itu umur Ramadan 1446 H disempurnakan atau istikmal menjadi 30 hari. Karena itu di wilayah Indonesia pada 1 Syawal 1446 H jatuh pada 31 Maret 2025," tuturnya. 

Sementara itu, terkait dengan Zulhijah 1446 H, pada 27 Mei 2025, ijtimak menjelang Zulhizah 1446 H terjadi pada pukul 10.04 WIB. Tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta adalah +1 derajat 27 menit 7 detik, sehingga hilal sudah wujud. Pada saat matahari terbenam 27 Mei 2025 di seluruh wilayah Indonesia, bulan berada di atas ufuk, hilal sudah wujud. 

Karena itu, di wilayah Indonesia pada 1 Zulhizah 1446 H jatuh pada 28 Mei 2025. Karena itu Hari Arafah 9 Zulhizah 1446 H jatuh pada 5 Juni 2025 dan Idul Adha yang berarti 10 Zulhizah 1446 H jatuh pada 6 Juni 2025. 

"Berdasarkan hasil hisab tersebut, PP Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada 1 Maret 2025, 1 Syawal 1446 H jatuh pada 31 Maret 2025, 1 Zulhijah 1446 H jatuh pada 28 Mei 2025. Hari Arafah 9 Zulhijah 1446 H jatuh 5 Juni 2025. Terakhir Idul Adha 10 Zulhijah 1446 H jatuh pada 6 Juni 2025. Demikian maklumat ini disampaikan agar menjadi pedoman bagi warga Muhammadiyah dan dilaksanakan sebagaimana mestinya," ujar Sayuti. 

Di tempat yang sama, Ketua PP Muhammadiyah Agung Danarto mengimbau bagi segenap kaum Muslimin untuk menjadikan puasa dan ibadah lain Ramadan sebagai jalan baru kerohanian untuk melahirkan pencerahan hidup, baik pencerahan dalam beragama maupun menjalani kehidupan secara keseluruhan. 

"Umat muslim juga agar makin meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah yang memancarkan kesalehan dalam kehidupan sehari-hari tanpa merasa paling bertakwa seraya mampu menampilkan keteladanan diri dalam perilaku dan pengalaman keagamaan yang mendamaikan, menyatukan, mencerdaskan, memajukan, serta menebar kebajikan utama yang rahmatan lil alamin bagi kehidupan sesama dan lingkungan semesta," ucap Agung. 

Menurutnya, puasa Ramadan niscaya menghadirkan pencerahan rohaniah multiaspek, sehingga setiap muslim secara individual maupun kolektif menebar kemaslahatan bagi diri dan lingkungannya. 

"Jadikan puasa sebagai wahana atau jalan pencerahan. Berpuasa yang mencerahkan, mengembangkan pandangan, sikap, dan praktik keagamaan yang berwatak tengahan atau wasatiyah, membangun perdamaian, menghargai kemajemukan, menghormati harkat martabat kemanusiaan laki-laki maupun perempuan, menjunjung tinggi keadaban mulia, dan memajukan kehidupan umat manusia. Berpuasa yang mencerahkan diwujudkan dalam sikap hidup amanah, adil, ikhsan, dan kasih sayang terhadap seluruh umat manusia tanpa diskriminasi sebagai aktualisasi nilai dan misi rahmatan lil alamin," jelasnya. 

"Hadirkan puasa dan ibadah lain Ramadan untuk membentuk diri bagi setiap muslim sebagai insan yang mencerahkan akhlak dan tindakannya. Muslim yang tercerahkan buah dari ibadah puasa, tidak akan mudah marah, buruk ujaran, dengki, dendam, congkak, menebar permusuhan, dan segala perangai yang buruk. Jauhi pola hidup boros, berlebihan, dan pamer kemewahan di tengah banyak anak bangsa yang hidupnya susah dan berkekurangan. Dalam kehidupan sehari-hari baik melalui hubungan langsung maupun media sosial senantiasa menebar kebaikan dan keluhuran nilai yang menunjukkan pribadi insan bertakwa yang utama, seraya tidak menebar hoaks, kata-kata buruk, kebencian, permusuhan, dan yang menimbulkan kerusakan dalam hubungan antarsesama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," sambungnya. 

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menambahkan bahwa pemberian maklumat ini sekaligus pesan Ramadan agar ketika memasuki awal Ramadan, jika ada perbedaan pelaksanaan di awal Ramadan, Idul Fitri, maupun Idul Adha, masyarakat harus tetap mengedepankan toleransi dan tasamuh. 

"Hal itu sudah menjadi kekayaan keagamaan kita yang selama ini dijunjung tinggi untuk tidak menjadi perbincangan yang terus menerus, apalagi menjadi potensi keretakan. Karena kita memang belum memiliki satu kalender global di lingkungan dunia Islam yang nanti memang memerlukan kesepakatan dari seluruh dunia Islam yang tentu perjalanannya masih panjang sebagaimana diperjuangkan oleh Muhammadiyah dengan kalender global Islam tunggal. Selama kita masih berproses, tentu kita kedepankan proses tasamuh dan toleransi dalam perbedaan," urai Haedar. 

"Kami juga mengajak untuk tidak stagnan atau ibadah Ramadan tidak membawa proses perubahan dalam jiwa, pikiran, dan orientasi tindakan kita sebagai muslim, baik individual maupun kolektif, yang kami sebut membawa pencerahan dari hal buruk ke yang baik dan yang baik ke hal-hal terbaik menuju pada kehidupan diri dan keluarga, masyarakat, dan dunia kebangsaan yang lebih baik lagi," tandasnya. (Z-2)

Read Entire Article
Global Food