
PEMANFAATAN teknologi menjadi keniscayaan di era modern. PT Pos Indonesia sudah melakukannya untuk bisa bersaing di tingkat global.
Hasilnya, seperti diungkapkan Direktur Business Development PT Pos Indonesia (Persero) Prasabri Pesti, berdampak pada penurunan biaya.
"implementasi ini juga berdampak terhadap perbaikan ketepatan waktu pengiriman," tegasnya, Sabtu (6/7).
Dia menambahkan penerapan inovasi menjadi faktor penting bagi perusahaan logistik dalam memenangkan persaingan global dan menciptakan perusahaan logistik yang efisien dan menguntungkan. Salah satu faktor penting inovasi adalah penerapan sistem robotic dan AI dalam proses pemilahan dan pelabelan (sorting and auto labelling) barang di Pos Indonesia.
Pos Indonesia sejak 2023 sudah mengimplementasikan robotic sorting untuk proses pemilahan paket berdasarkan kelompok tujuan, disusul kemudian implementasi robot auto labelling. Hasilnya, perusahaan mampu melakukan efisiensi.
“Implementasi Robotic dan AI dalam proses robotic sorting dan auto labelling di Pos Indonesia berhasil mendorong efisiensi hingga 42%,” jelas Prasabri Pesti ketika menjadi pembicara dalam Seminar Logistic International Workshop: Winning the Global Supply Chain Through Smart Logistic Innovation.
Pendapatan bertambah
Dia memaparkan, saat ini porsi pendapatan dari portofolio logistik Pos Indonesia semakin membesar. Dari hanya 12% tahun 2022 menjadi 41% per akhir tahun 2024 lalu.
Dengan semakin besarnya portofolio logistik, ketepatan dan kecepatan proses pemilahan, pelabelan hingga pengiriman barang menjadi sangat penting agar pelanggan dapat terlayani secara baik dan terus bertambah.
Menurutnya, penggunaan robot mesin pemilahan telah menciptakan efisiensi sumber daya manusia hingga 30% dan mempercepat kecepatan pemilahan hingga 2,5 kali dibandingkan secara manual.
Saat ini Pos Indonesia telah menggunakan 150 robot sortir di Jakarta, Surabaya dan segera menyusul di Yogyakarta, yang dapat menangani pemilahan sebanyak 18.000 paket per jam dengan error rate 0,7 pm (per million).
"Kami akan terus melakukan otomatisasi di semua lini yang disesuaikan dengan roadmap sumber daya manusia, karena harus ada tahapan persiapan pengalihan tugas pegawai yang semula melakukan sorting dan labeling ke bidang tugas baru,” tegas Prasabri.
Dia menambahkan kunci lain untuk menciptakan efisiensi adalah penggunaan kendaraan listrik (electric vehicle) baik untuk roda empat maupun roda dua. Saat ini, Pos Indonesia memiliki 1.200 lebih armada roda empat dan lebih dari 13.000 armada sepeda motor.
Penerapan EV Car dan EV Ride berdasarkan evaluasi dapat menekan biaya hampir 40%. Namun, aspek yang harus dipertimbangkan secara baik adalah mencari kendaraan EV yang memiliki daya tahan baik untuk penggunaan harian yang tinggi.
Pos Indonesia, lanjut Prasabri, berencana mengonversi seluruh armadanya menjadi 100% menggunakan kendaraan listrik (EV) secara bertahap mulai 2030. Dengan menggunakan EV, efisiensi yang dihasilkan adalah dapat menekan biaya bahan bakar hingga 70% dan biaya pemeliharaan kendaraan hingga 30%.