Beberapa Penyakit Ini Sudah Ada dari Ribuan Tahun yang Lalu

2 hours ago 1
Beberapa Penyakit Ini Sudah Ada dari Ribuan Tahun yang Lalu Ilustrasi(Freepik)

BEBERAPA penyakit ternyata sudah ada beribu-ribu tahun yang lalu dan jejaknya terekam dalam berbagai prasasti. 

Dilansir dari laman Gavi, the Vaccine Alliance, salah satu penyakit yang sudah ada sejak zaman dulu adalah malaria, yang catatan medis Tiongkok kuno dari tahun 270 SM telah mengidentifikasi demam tertian (setiap tiga hari) dan quartan (setiap empat hari) dengan pembesaran limpa sebagai malaria. 

Karena pada saat itu zaman belum maju, malaria dikaitkan dengan campur tangan iblis. Namun, Ge Hong, seorang pemikir medis pada 340 M, menawarkan solusi pengobatan tradisional dengan mengambil segenggam apsintus manis, rendam dalam satu sheng air, peras sarinya dan minum semuanya.

Penemuan ini menginspirasi ilmuwan Tiongkok Tu Youyou pada 1970-an dan berhasil mengisolasi artemisinin, senyawa antimalaria dari tanaman tersebut, yang mengantarkannya meraih Hadiah Nobel pada 2015. Kisah ini menunjukkan bagaimana kearifan kuno dapat menjadi landasan bagi terobosan medis modern.

Kini, terapi kombinasi artemisinin (ACT) direkomendasikan oleh WHO sebagai lini pertahanan pertama untuk kasus malaria falciparum yang tidak rumit, jenis malaria paling mematikan. 

Selain itu, peluncuran vaksin malaria pertama di dunia pada akhir 2021 menandai babak baru yang transformatif dalam perang melawan penyakit kuno ini.

Selanjutnya, Tuberkulosis (TB) telah ditemukan pada sisa-sisa kerangka berusia 9.000 tahun di Atlit Yam, Israel, dan mumi Mesir kuno. Bahkan, mumi Ramses V yang berasal dari 1580 SM hingga 1157 SM menunjukkan tanda-tanda TBC pada tulang belakangnya. 

Di Yunani kuno, Hippocrates (sekitar 400 SM) menyebutnya sebagai "phthisis", penyakit yang menyebabkan tubuh kurus, batuk, dan demam, dan mencatat bahwa penyakit ini "menyerang terutama antara usia delapan belas dan tiga puluh lima tahun" sebuah pengamatan yang konsisten dengan data modern.

Hippocrates memahami bahwa batuk berdarah berasal dari paru-paru dan memperingatkan murid-muridnya agar tidak menangani kasus-kasus lanjut karena kemungkinan kematian pasien dapat merusak reputasi dokter. 

Meskipun teori penyakit Hippocrates tidak menjelaskan penularan epidemi, ia mengakui TBC sebagai penyakit paling mematikan pada masanya. 

Selain itu, kusta juga telah ditemukan pada kerangka manusia berusia 4.000 tahun di India. Penyakit ini juga didokumentasikan dalam Ebers Papyrus Mesir kuno (sekitar 1550 SM) dan Sushruta Samhita dari India (sekitar 600 SM). 

Sushruta Samhita menggambarkannya sebagai maha kushtha atau penyakit kulit hebat, ditandai dengan bercak merah, mati rasa, deformitas anggota tubuh, dan jari-jari yang tanggal.

Terakhir ada trakoma yang ditemukan pada kerangka Aborigin Australia berusia 8.000 tahun. Di Mesir kuno, sekitar 1600 SM, infeksi yang menyebabkan kebutaan ini masuk dalam kanon medis mereka. 

Papirus Edwin Smith (sekitar 1600 SM) dan Ebers (sekitar 1550 SM) membahas penglihatan kabur dan kebutaan kronis yang diyakini termasuk trakoma, yang kemudian dikenal sebagai "penyakit mata Mesir" karena kaitannya dengan penduduk hulu Sungai Nil. (Z-1)

Read Entire Article
Global Food